Berita

Percakapan telepon terakhir antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelum dilengserkan, tidak pernah menduga bahwa Taliban akan mengambilalih kekuasaan di Afghanistan/Net

Dunia

Percakapan Telepon Terakhir Joe Biden dan Ashraf Ghani Tidak Menduga Taliban Akan Duduki Kabul

RABU, 01 SEPTEMBER 2021 | 15:45 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Percakapan telepon terakhir antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelum dilengserkan, tidak pernah menduga bahwa Taliban akan mengambilalih kekuasaan di Afghanistan.

Hal itu tercermin dalam transkrip pembicaraan telepon terakhir keduanya yang ditinjau oleh Reuters pada Rabu (1/9). Pembicaraan telepon itu dilakukan pada tanggal 23 Juli 2021, atau sebelum Taliban merebut kekuasaan di Kabul, dan berlangsung selama sekitar 14 menit.

Transkrip itu dibuat dari materi audio percakapan asli yang disediakan dari sumber dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk mendistribusikannya.

Pada saat itu, Biden dan Ghani membahas bantuan militer, strategi politik, dan taktik pengiriman pesan. Namun, baik Biden maupun Ghani tampaknya tidak menyadari atau siap menghadapi bahaya langsung dari Taliban.

Dalam panggilan itu, Biden menawarkan bantuan jika Ghani dapat secara terbuka memproyeksikan bahwa dia memiliki rencana untuk mengendalikan situasi yang meningkat di Afghanistan.

“Kami akan terus memberikan dukungan udara jarak dekat, jika kami tahu apa rencananya,” kata Biden.

Beberapa hari sebelum panggilan itu dilakukan, Amerika Serikat melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan. Hal itu dianggap oleh Taliban telah melanggar perjanjian damai Doha.

Selain itu, Biden juga menyarankan Ghani untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang Afghanistan yang kuat untuk strategi militer ke depan serta menempatkan seorang “pejuang” yang bertanggung jawab atas upaya tersebut. Dia merujuk pada Menteri Pertahanan Jenderal Bismillah Khan Mohammadi.

Biden juga memuji angkatan bersenjata Afghanistan, yang dilatih dan didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

“Anda jelas memiliki militer terbaik,” katanya kepada Ghani.

“Anda memiliki 300 ribu pasukan bersenjata lengkap versus 70-80 ribu dan mereka jelas mampu bertarung dengan baik," tambahnya.

Beberapa hari kemudian, militer Afghanistan mulai bergerak melintasi ibu kota provinsi di negara itu sebelum akhirnya menguasai Kabul pada 15 Agustus.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya