Berita

Petani opium/Net

Dunia

Taliban Janji Hentikan Produksi Narkotika, Petani Opium Afghanistan Merana

MINGGU, 29 AGUSTUS 2021 | 22:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Taliban telah menyatakan komitmen untuk menindak produksi obat-obatan terlarang, termasuk membudidayakan opium yang diyakini menjadi sumber utama pendanaan bagi kelompok itu.

Beberapa hari setelah merebut Kabul, jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid menekankan pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membudidayakan bunga poppy, dan menggantinya dengan tanaman lain.

"Kami meyakinkan warga negara kami dan wanita dan masyarakat internasional, kami tidak akan memproduksi narkotika. Mulai sekarang, tidak ada yang akan terlibat (dalam perdagangan heroin), tidak ada yang bisa terlibat dalam penyelundupan narkoba," tegas Mujahid pada 18 Agustus.


Namun larangan tersebut disambut kekecewaan oleh para petani opium.

Dari laporan The Wall Street Journal pada Minggu (29/8), para petani di Kandahar mengaku tidak senang dengan larangan itu, namun mereka tidak punya pilihan lain selain mematuhinya.

"Kami tidak bisa menentang keputusan Taliban. Mereka adalah pemerintah," kata petani itu.

Dia menambahkan, Taliban telah menawarkan tanaman alternatif seperti safron untuk ditanam. Namun safron tidak memiliki nilai yang setara dengan opium, bahkan hampir tidak menguntungkan.

Selain Kandahar, beberapa wilayah yang dikenal menjadi penghasil opium di Afghanistan adalah Uruzgan dan Helman. Di tiga wilayah itu, harga opium mentah dilaporkan telah naik tiga kali lipat, dari sekitar 70 dolar AS menjadi sekitar 200 dolar AS per kilogram akibat larangan Taliban.

Sementara di Mazar-e-Sharif, harga opium naik dua kali lipat, menurut penduduk setempat. Situasi ini memicu kekhawatiran para petani, terlebih musim tanam opium akan dimulai sekitar satu bulan lagi.

"Jika Taliban melarang penanaman opium, orang akan mati kelaparan, terutama ketika bantuan internasional berhenti. Kami masih berharap mereka akan membiarkan kami menanam bunga poppy. Tidak ada yang bisa mengimbangi pendapatan yang kami dapatkan dari menanam bunga poppy,” kata seorang petani poppy di distrik Chora, Uruzgan.

Afghanistan adalah produsen opium terkemuka di dunia, dengan pangsa pasar global mencapai lebih dari 80 persen. Menurut PBB, pada tahun 2017, produksi opium tahunan bernilai 1,4 miliar dolar AS atau 7,4 persen dari produk domestik bruto Afghanistan.

Ketika Taliban berkuasa pada tahun 1996, mereka juga melarang produksi opium. Akibatnya produksi turun hingga 90 persen. Tetapi hal itu membuat dukungan terhadap Taliban anjlok, bahkan tidak ada penduduk di wilayah penghasil opium yang berdiri di sisi Taliban selama invasi AS pada 2001.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya