Berita

Lab Wuhan/Net

Dunia

Intelijen AS Gagal Buktikan Teori Kebocoran Lab, Pengamat Inggris: Permainan Menyalahkan China akan Terus Berlanjut

KAMIS, 26 AGUSTUS 2021 | 08:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Usaha intelijen Amerika untuk membuktikan teori pandemi berasal dari laboratorium Wuhan di China telah gagal. Meskipun demikian, hal itu tidak akan membuat Amerika Serikat berhenti melakukan 'permainan menyalahkan China'.

Tom Fowdy, seorang penulis dan analis politik hubungan internasional Inggris dengan fokus utama di Asia Timur mengatakan, permainan menyalahkan China akan terus berlangsung terutama ketika saat ini tekanan pada pemerintahan Joe Biden semakin meningkat.  

"Selama 90 hari Joe Biden menugaskan intelijen AS untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 dan teori kebocoran laboratorium Institut Virologi Wuhan, dan sekarang waktu itu telah habis. Tidak ada yang terkejut, dan seperti yang dilaporkan di Wall Street Journal, penyelidikan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti," tulis Fowdy dalam tulisannya di RT.

"Siapa pun, bisa melihat (hasil penyelidikan) ini dengan akal sehat. Tetapi apakah Anda berpikir ini akan menjadi akhir? Apakah permainan menyalahkan China akan segera hilang? Sama sekali tidak," katanya.

Fowdy berpatokan pada laporan WSJ yang menurutnya menunjukkan narasi bahwa China belum cukup transparan.  

"Ini selalu menjadi posisi default pemerintah. Berdasarkan premis ini, tuntutan untuk penyelidikan lebih lanjut pasti akan menyusul," katanya.

Kurangnya bukti laporan intelijen dan ketidakmampuan untuk membuktikan apa pun hanya akan memperparah situasi ini, yang mengarah pada tuduhan yang tak terhindarkan bahwa Biden mencoba 'Whitewashing' situasi. Itu berarti akan ada lebih banyak kesalahan yang melekat pada China.

Fowdy memperkirakan bahwa Biden akan menuduh Beijing tidak transparan, gagal menunjukkan dengan bukti yang jelas asal-usul virus, mengklaim tidak ada cukup data yang diberikan pada kasus-kasus awal, dan mendorong sekutu untuk juga menekan China.

Lebih mudah bagi Biden untuk melakukannya pada saat ini, karena dia sangat membutuhkan pengalih perhatian persoalan Afghanistan. Persoalan Afghanistan telah menyebabkan kritik tanpa henti terhadap pemerintahannya.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jokowi Keluhkan Peredaran Uang yang Semakin Kering, Ekonom: Akibat Utang yang Ugal-ugalan

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:05

Butuh 35.242 Dukungan bagi Calon Perseorangan Maju di Pilwalkot Cimahi

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:01

Kemendag Amankan Satu Kapal Tanpa Kelengkapan Dokumen Impor di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:58

Mardani Dukung Sikap Oposisi Ganjar: Itu Ksatria!

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:55

Google Pixel 8A Resmi Dirilis, Dibanderol Mulai Rp8 Jutaan

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:44

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Bacalon Bupati Atam Lewat Nasdem

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:39

Pakar: Sosok Menkeu yang Baru Baiknya Berlatar Belakang Teknokrat Dibandingkan Politisi

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:33

Satgas Catur Bais TNI Berhasil Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas di Sebatik

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:32

Militer Taiwan Bersiap Hadapi Ancaman China Jelang Pelantikan Presiden

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:31

BTN Relokasi Kantor Cirebon

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:09

Selengkapnya