Berita

Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Profesor Musni Umar/Net

Hukum

Keputusan Anies Izinkan Pembangunan Masjid At Tabayyun Sudah Tepat, Bila Dibatalkan akan Jadi Gejolak

JUMAT, 20 AGUSTUS 2021 | 17:51 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gugatan terhadap Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta nomor 1021/2020 tanggal 9 Oktober 2020 tentang izin pemanfaatan aset/tanah untuk pembangunan masjid At Tabayyun memasuki masa sidang keenam, di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta, Jumat (20/8).

Dalam sidang kali ini dihadirkan Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Profesor Musni Umar, untuk menjadi saksi ahli memberikan pandangan dari sisi sosiologis terkait perkara pembangunan masjid At Tabayyun di Kompleks Taman Vila Meruya, Jakarta Barat itu.

Musni Umar menjelaskan, dari sisi sosiologis pembangunan masjid memiliki arti penting bagi warga Taman Vila Meruya, Jakarta Barat, karena sudah didambakan sejak 30 tahun lalu.


Menurut Musni, majelis hakim tidak boleh semata-mata berpatokan pada aspek hukum, tanpa memperhatikan aspek keadilan.

Ia menyebut, warga muslim Taman Vila Meruya sudah berjuang sangat lama, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sudah memberikan izin hingga patut diapresiasi karena ditujukan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama.

"Pasal 29 ayat 1 UUD 45 Negara Indonesia dilandasi oleh Ketuhanan yang Maha Esa. Negara harus memberi pelayanan pada warganya untuk beribadah. Karena masalah ini juga merujuk pada masalah sosial," ujar Musni Umar dikutip melalui keterangan tertulis.

"Terkait pendirian rumah ibadah, kalau izinnya lengkap, berikan. Kalau tidak akan jadi gejolak sosial," sambungnya.

Dalam perkara ini, Musni Umar menilai keputusan Anies sudah tepat. Apalagi di kompleks Taman Vila Meruya juga sudah terdapat gereja yang representatif.

Sehingga menurutnya, jika keputusan Anies disebut sebagai pelanggaran tata ruang itu tidak tepat. Karena gubernur sebagai penguasa bisa saja merubah peruntukan lahan tersebut.

"Tentu saja berdasar musyawarah. Pihak lain boleh mengajukan gugatan? Boleh. Serahkan pada hakim untuk memutuskan. Tapi keputusan yang melukai keadilan, sekali lagi akan menimbulkan gejolak," tegasnya.

Musni Umar pun meminta penggugat agar jangan mau menang sendiri dan berdalih atas gugatannya yang didalilkan terkait dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Lagi lagi ia menyinggung soal keadilan.

"Keadilan itu apa? Beri sesuatu sesuai dengan proporsinya. Mereka dapat itu, ini dapat masjid. Prosesnya sudah dilalui. Jangan sampai masalah ini menimbulkan dampak sosial, karena dampak sosial bernuansa agama itu berbahaya," pungkasnya.

Selain Musni Umar, PTUN menghadirkan saksi ahli dari pihak penggugat, Prof. Dr. Tatik Sujarmiati, yang menjelaskan soal sah atau tidaknya sebuah keputusan pejabat berwenang dengan melihat tiga aspek.

Tataik menyebutkan aspek pertama adalah legalitas keputusan yang dikeluarkan pejabat, apakah berwenang memutuskan atau tidak. Aspek kedua yaitu soal legalitas prosedur yang disebutkannya ada tahapan sosialisasi dan sebagainya. Kemudian yang ketiga aspek legalitas substansi, yang mana berbicara soal tujuan dari keputusan tersebut, dan obyek serta substansinya apa.

"Kalau dari ketiganya ada yang cacat, maka legalitas keputusan itu patut dipertanyakan," tandas pengajar Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya yang menyebut jika ada yang merasa dirugikan bisa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya