Berita

Gurubesar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana/Net

Politik

Hikmahanto Juwana: Politik Internal Afghanistan Masih Cair, Sangat Prematur Jika Indonesia Akui Taliban

KAMIS, 19 AGUSTUS 2021 | 13:27 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah Indonesia tidak perlu terburu-buru dalam mengakui Taliban yang secara de facto telah berkuasa di Afghanistan. Sebab, kondisi politik internal di negeri tersebut masih terbilang cair.

Begitu kata Gurubesar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana lewat keterangan persnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/8).

Hikmahanto lantas, mengurai mengenai kondisi politik di Afghanistan. Katanya, Mullah Abdul Ghani Baradar salah satu pendiri Taliban diberitakan sudah kembali ke Afghanistan dari pengasingan selama ini di Qatar.


Sementara faksi-faksi dalam Taliban sedang bertemu dan melakukan perundingan untuk menentukan siapa yang akan memimpin pemerintahan.

Di satu sisi,  Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh melalui sosial media menyatakan dirinya sebagai presiden yang sah berdasarkan konstitusi dan meminta rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap Taliban.

Adapun, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang dikhabarkan mengasingkan diri ke Uni Emirat Arab juga mulai bersuara di sosial media dengan mengatakan siap berunding dengan Taliban.

"Oleh karenanya sangat prematur bila Pemerintah Indonesia akan mengakui Taliban sebagai pemerintahan di Afghanistan,” ujarnya.

Indonesia, sambung Hikmahanto, perlu membiarkan politik internal di Afghanistan untuk berproses, sebelum akhirnya ada pemimpin dari pemerintahan yang didukung oleh mayoritas rakyat Afghanistan.

Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini mengatakan, jika Indonesia memberikan pengakuan secara prematur terhadap Taliban, maka pemerintah dapat dianggap mencampuri urusan domestik negara lain.

Pada saat ini, yang terpenting bagi pemerintah adalah menyerukan kepada dunia agar bersama-sama mengupayakan terhindarnya tragedi kemanusiaan di Afghanistan.

“Situasi yang tidak menentu secara politik saat ini mendorong masyarakat Afghanistan untuk keluar dengan cara apapun dari negerinya,” katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya