Berita

Anggota Badan Anggaran DPR RI, Sukamta/Net

Politik

PKS Yakin Defisit Anggaran 2022 Lebih Besar Daripada yang Diproyeksikan Pemerintah

SELASA, 17 AGUSTUS 2021 | 15:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Defisit anggaran tahun 2022 yang diproyeksikan oleh pemerintah masih terhitung besar dan bisa berisiko membengkak lantaran dampak Covid-19 yang bisa berlangsung lama.

Begitu kata anggota Badan Anggaran DPR RI, Sukamta menanggapi pidato kenegaraan Presiden Jokowi tentang RUU APBN Tahun Anggaran 2022 beserta nota keuangannya, Senin lalu (16/8). Disebutkan Jokowi bahwa defisit anggaran di tahun 2022 yang direncanakan pemerintah adalah sebesar 4,85 persen atau setara Rp 868,0 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Sukamta, dengan masih kedodorannya pemerintah dalam penanganan pandemi, dampaknya secara ekonomi tentu juga akan lebih panjang. Ini akan menekan ekonomi Indonesia.


“Pendapatan pemerintah saya prediksi belum akan optimal hingga tahun 2022. Hal ini akan membuat ruang fiskal terbatas untuk melakukan ekspansi fiskal, dan tergerus untuk bayar bunga pokok dan bunga utang. Ini akan menyebabkan pemulihan ekonomi lebih lama,” ujar Sukamta lewat keterangan persnya, Selasa (17/8).

Oleh sebab itu, Sukamta memberikan 3 catatan terhadap Nota Keuangan RAPBN 2022. Pertama, kalau dilihat dari sisi rencana pendapatan, beberapa tahun terakhir targEt pendapatan tidak tercapai.

Di masa pandemi sudah masuk tahun ketiga untuk tahun depan, dengan laju ekonomi seperti sekarang ini, ada kekhawatiran ini juga tidak tercapai lagi.

"Target pertumbuhan ekonomi 2022 pada kisaran 5 persen hingga 5,5 persen, ini sudah menunjukkan pemerintah tidak optimis. Saya kira sangat perlu dilakukan pengawasan khusus dari realisasi pendapatan, bukan hanya belanja. Untuk lebih memastikan pencapaian target pendapatan,” katanya.

Yang kedua, menurut Sukamta terkait besaran defisit yang masih cukup lebar, perlu disikapi dengan lebih hati-hati
dan  berharap agar Pemerintah lebih hati hati kalau tidak dikatakan konservatif.

"Mestinya bisa diterapkan belanja berimbang. Sebesar pendapatan, sebeesar itu pula yang dibelanjakan. Adapun utang, mestinya hanya untuk belanja modal agar punya daya ungkit ekonomi,” imbuhnya.

Catatan ketiga, besaran anggaran untuk mengatasi pandemi Covid-19 masih cukup besar yaitu Rp 255,3 triliun dan anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 321 triliun. Diharapkan pemerintah membelanjakan dengan cermat dan efisien.

“Sehingga bisa menyelesaikan masalah dan tidak disalah gunakan. Kebijakan tambal sulam yang tidak menyelesaikan masalah utama, akan berbahaya jika bermuara pada munculnya "pandemic trap”,” ucapnya.

Dia menambahkan sebagaimana pidato Presiden yang mengatakan bahwa virus Covid-19 bermutasi terus, maka cara cara mengatasinya juga harus terus berubah. Itu bagus dan perlu diimplementasi di lapangan dengan cerdas dan disiplin. Jangan sampai hanya berubah ubah nama dan sebutannya dari PSBB, PPKM, PPKM mikro, PPKM darurat, PPKM berlevel dan seterusnya.

“Sementara yang dilakukan tetap itu itu juga. Saya jadi ingat kata-kata Einstein, melakukan hal yang sama terus menerus dan mengharapkan hasil yang berbeda, itu adalah kegilaan,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya