Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani/Net
Langkah Kementerian Komunikasi dan Informatika menunda pelaksanaan tahap pertama menutup akses TV analog dipuji.
Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menilai hal itu merupakan keputusan yang tepat di saat Indonesia masih berjibaku dengan pandemi Covid-19.
“Keputusan mematikan siaran TV analog yang punya dampak besar pada masyarakat, kita tentunya membutuhkan pertimbangan teramat matang,†ujarnya kepada wartawan, Selasa (10/8).
Anggota Fraksi Partai Golkar ini menambahkan pihaknya telah melakukan pengecekan perihal kesiapan
set top box sebagai alat konversi yang diperlukan bagi TV analog untuk dapat menangkap siaran digital dan kenyataannya banyak stakeholders yang belum siap memenuhinya.
Menurutnya, TV merupakan kanal informasi resmi, Aryani justru mempertanyakan pemerintah ihwal bagaimana dampak terhadap upaya mengatasi pandemi jika akses masyarakat terhadap TV serta merta ditiadakan.
"Bagaimana pemerintah dapat mengklarifikasi hoax yang marak di media sosial jika TV sebagai kanal informasi terpercaya tidak tersedia bagi sebagian masyarakat yang wilayahnya terkena suntik mati siaran analog. Belum lagi kenyataan bahwa TV merupakan satu-satunya hiburan dimasa PPKM ini bagi sebagian besar masyarakat kita,†katanya.
Aryani menambahkan sejak awal Komisi I sudah menyampaikan keraguan kesiapan untuk sepenuhnya melakukan migrasi ke siaran digital.
Momentum penundaan ini menjadi kesempatan yang baik bagi para pemangku kepentingan untuk melakukan sosialisasi secara lebih masif lagi kepada masyarakat di wilayah ASO agar semakin siap menikmati siaran digital, menghitung kebutuhan riil.
“Serta kesiapan penyediaan set top box dengan matang dan memperkirakan timeline analog switch off (ASO) yang rasional,†tandasnya.