Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Ada Banyak Kejanggalan dalam Penyelenggaraan Beasiswa di BPSDM Aceh

SELASA, 10 AGUSTUS 2021 | 01:54 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Program beasiswa Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh disinyalir menyimpan banyak kejanggalan. Salah satunya adalah tidak ada indikator yang jelas dari tim penyeleksi.

Dugaan ini dimunculkan salah satu peserta program beasiswa BPSDM Aceh, Safutra Rantona, yang mengaku sangat kecewa terhadap penyelenggaraan program beasiswa BPSDM tahun anggaran 2021. Dia menilai program ini tidak terbuka dan banyak kejanggalan.

Safutra mengatakan, prosedur dan proses penilaiannya tidak terbuka. Ada nilai tes potensi akademik (TPA) tidak dimunculkan di masing-masing akun peserta. Di tingkat S3 pun tidak memiliki indikator jelas yang dinilai oleh tim seleksi beasiswa BPSDM Aceh.


"Di situ tidak ada memiliki indikator tertentu. Misalnya, masing-masing peserta beasiswa Aceh formasi penelitian S3 harus menelitinya di Aceh. Itu tidak ada," kata Safutra kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin (9/8).

Safutra juga menemukan banyak kejanggalan pada syarat administrasi. Seperti nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) hanya disebutkan minimal dan tidak ada syarat khusus lainnya. Misalnya, dosen S3 harus aktif di Aceh.

"Itu juga tidak dimuat. Saya terkejut ketika saya tidak lulus admistrasi. Padahal saya sudah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan," jelas Safutra.

Safutra mengakui semua persyaratan administrasi sudah dipenuhi. Namun tiba-tiba ada yang tidak lulus administrasi.

Menurut Safutra, ketika ada syarat tidak terpenuhi atau nilai IPK tidak mencukupi tidak masalah jika tak lulus. Tapi, hal ini diputuskan tanpa ada indikator jelas yang dibuat oleh BPSDM Aceh.

Safutra pun menilai penyelenggaran besiswa di BPSDM Aceh sangat jauh berbeda dibandingkan program beasiswa lainnya. Contohnya, program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Berbeda dengan program beasiswa unggulan lainnya yang memiliki tahapan-tahapan yang jelas. Biasanya, ditahapan admistrasi hanya diminta syarat apa yang harus dipenuhi," ungkapnya.

Pada tahap berikutnya, jika tidak lulus diberitahukan tidak mencukupi berkas atau nilai. Namun, Di BPSDM Aceh sistemnya tidak seperti itu.

Safutra sendiri mengaku sudah pernah lewat program beasiswa S2 bantuan LPDP.

"Itu menarik, ada klasifikasinya masing-masing. Tapi di BPSDM Aceh tidak ada," kata Safutra. "Cuma wajib upload disertasi, mau disertasi jurusan apa tidak diumumkan."

Oleh karena itu, Safutra meminta program beasiswa BPSDM Aceh memiliki mekanisme yang baik dan terbuka.

"Tes CPNS saja, kita keluar dari ruangan sudah keluar nilainya. Tapi di BPSDM Aceh tidak ada, atau mereka memang tidak paham tentang tekhnologi. Atau jangan-jangan ada titipan yang lebih besar dari pada kami sebagai anak petani," ucap Safutra.

Sehingga Safutra pun menduga ada peserta titipan pada penyelenggaran beasiswa BPSDM Aceh. Kalau memang demikian, seharunya jangan dibuka untuk umum. Berikan saja kepada mereka-mereka yang dianggap pantas oleh pihak pelaksana.

Safutra berharap program beasiswa BPSDM yang menggunakan anggaran Aceh harus bisa bermanfaat untuk banyak kalangan.

Aceh harus belajar dari masa lalu. Kasus beasiswa di Aceh pernah berkasus tindak pidana korupsi. Untuk itu, pada 2021 menjadi ajang pembuktian bahwa Aceh bisa memberikan manfaat untuk rakyatnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya