Berita

Ketum KNPI Haris Pertama mendorong polisi usut dugaan provokasi SARA yang dilakukan Ade Armando/Net

Hukum

Polisi Sudah Bisa Bergerak Usut Provokasi SARA Ade Armando dan Abu Janda

MINGGU, 08 AGUSTUS 2021 | 22:22 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Setelah akun Twitter Ade Armando Cs di-suspend (ditangguhkan), pihak Kepolisian diminta mengusut dugaan provokasi dan SARA yang telah dilakukan mereka selama ini.

Begitu harapan yang disampaikan Ketua Umum (Ketum) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama menanggapi ditangguhkannya akun Ade Armando, Deni Siregar dan kawan-kawannya oleh pihak Twitter.

Menurut Haris, apa yang dilakukan pihak Twitter terhadap akun-akun tersebut sesuai dengan peraturan yang telah dilanggar.

Kata Haris, salah satunya aturan yang dilanggar adalah soal larangan konten bermuatan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

"Jadi Twitter itu tidak mungkin mem-block atau men-suspend akun seseorang jika tidak melakukan pelanggaran terkait SARA. Hari ini harusnya kepolisian sudah bisa mengusut tentang Ade Armando, Abu Janda yang (juga) pernah di-suspend," ujar Haris kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (8/8).

Karena kata Haris, sikap Twitter menangguhkan akun mereka merupakan bukti bahwa mereka telah melakukan kesalahan.

Dalam pandangan Haris, fakta penangguhan akun Twitter itu bisa menjadi pintu masuk bagi Kepolisian untuk menjerat mereka dengan UU ITE.

"Jadi kita berharap pihak kepolisian bisa mengusut apa yang dilakukan oleh Ade Armando," kata Haris.

Apalagi selama ini sambung Haris, apa yang dilakukan Ade Armando Cs melalui postingan ataupun tulisannya di media sosial selali berisi provokasi dan SARA.

"Ibarat iblis yang selalu menginginkan perpecahan atau pertengkaran sesama anak manusia, terutama bangsa Indonesia. Ada saja yang dilakukan oleh dia. Setiap twit selalu merendahkan, selalu menghina. Misalnya bawa-bawa unsur SARA. Ini yang tidak boleh," pungkas Haris.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Update Kondisi Terkini Prajurit TNI Terkena Serangan Israel di Lebanon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:10

Senator Aanya Buka-bukaan soal Interupsi Komeng di Paripurna DPD

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:08

Main dalam "In the Name of Justice", Steven Seagal Nyatakan Siap Mati Demi Rusia

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:02

Jelang Peresmian, Amanah Dorong Siswa jadi Agen Perubahan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:54

Industri Manufaktur Indonesia Raup Kesepakatan Bisnis Senilai Lebih dari 10 Juta Dolar AS di MWO

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:48

KTT ASEAN-India, Airlangga: Investasi India Konkret

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:43

Harga Emas Antam Melejit di Akhir Pekan, Satu Gram Nyaris Tembus Rp1,5 Juta

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:15

Berembus Demo 20 Oktober, Pengamat: Transisi Harus Tetap Mulus

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:06

Buyer dari 13 Negara Tandatangani Kontrak Kerja Sama Senilai Rp13 Triliun di TEI 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:55

Bursa Saham AS Menghijau, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:46

Selengkapnya