Berita

Dua petugas pembawa bendera pusaka dalam upacara HUT Ke-75 Kemerdekaan RI di Istana Negara, 17 Agustus 2020./Net

Rumah Kaca

Merdeka atau Terpapar

SABTU, 07 AGUSTUS 2021 | 08:35 WIB | OLEH: DENNY JA

Menyambut Proklamasi,
Pak Joko sepi dan nyeri.
Di paru- parunya,
bergelantungan virus corona.


Tabung oksigen sudah ganti berkali-kali.
Tapi ini Corona tak kunjung pergi.

Ia menyesal.
Dirinya menolak vaksin.
“Mungkin jika dulu divaksin,
Aku tak segawat ini,”
Pak Joko menduga- duga.

Nafasnya acap tersengal.
Beberapa kali Ia jatuh di kamar mandi.
Tubuh lunglai.
Kadang Ia putus asa.

Ia rindu memeluk istri.
Ia kangen mengendong anaknya,
bocah lucu itu.

Di kamar yang terisolasi;
Jauh dari anak- bini,
Ia baca kembali itu puisi.
Karawang- Bekasi.
Karya Chairil Anwar yang perih.

“Kami yang kini terbaring, antara Kawarang-  Bekasi,
tidak bisa teriak Merdeka,
dan angkat senjata lagi.”

Tertegun Pak Joko.
Ini puisi menyentuh Ia punya hati.
Walau sudah Ia baca sejak lama.
Berkali- kali.
Lagi dan lagi.

Pak Joko kembali hening.
Pikirannya jadi bening.
Dibacanya lagi,
puisi yang pedih.

“Kami sudah coba apa yang kami bisa.
Tapi kerja belum selesai.
Belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa.”

“Kami cuma tulang-tulang berserakan.
Tapi adalah kepunyaanmu.”

“Kenang- kenanglah kami.
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu.”

-000-

Pak Joko peluk handphone.
Hanya itu temannya.
Ia riset di Google,
menggali data.

“Berapa banyak kini,
penduduk Indonesia
yang mati,
karena dikau wahai Corona?”

“Astaga!”
Pak Joko melompat dari kursi.
Ia baru tahu.
Hingga bulan Agustus ini,
sudah 100 ribu anak bangsa mati.(2)

Mereka tewas bukan melawan Jepang.
Bukan melawan Belanda.
Tapi melawan corona.

“Wah,wah,
Gumam Pak Joko di hati.

Di Karawang- Bekasi,
mati  hanya 4-5 ribu nyawa.
Tapi Chairil Anwar mampu,
mengubahnya menjadi puisi.
Yang pedih.

Kini yang mati,
karena virus Corona,
sudah 100 ribu nyawa.
20 kali lebih banyak,
dibandingkan korban Karawang-Bekasi.

20 kali lebih besar,
dibanding era Proklamasi.

“Aku  harus berekspresi,” tekad Pak Joko.

Maka di  handphone,
pak Joko  merekam Ia punya suara.
Ia pelesetkan puisi Chairil Anwar itu.

-000-

Lantang Pak Joko berseru:

“Merdeka Atau Terpapar.”
Divaksin Atau Mati!”

“Kami yang kini terbaring,
di banyak rumah sakit,
tak bisa teriak Merdeka lagi.”

“Kami sudah coba apa yang kami bisa,
tapi Corona masih berkuasa.
Belum puas dengan 100 ribu nyawa.”

“Kami tinggal tulang belulang. Tapi adalah kepunyaanmu.”

“Kenang- kenanglah Kami.
Menjaga jarak.
Memakai masker.
Kampanyekan Vaksin.”

“Yess, ujar Pak Joko senang.
Ini ekspresi perjuangan,
Sambut proklamasi,
di era pandemik.

Ini puisi?
Atau prosa?
Tak penting, ujar Pak Joko.
Yang utama,
menyambut Proklamasi,
Ia ekspresikan kemarahan,
Kesedihan.
Penyesalan.

Sebulan sudah,
Ia terasing di rumah sakit.
Ia pukul pukul meja.
Teriak, menangis,
Memaki, berdoa.

“Mengapa dulu aku anti vaksin?”
Sesalnya berulang-ulang.

Sementara itu virus corona
Semakin menghebat di paru parunya.

Langit menggelap.
“Telah tibakah ajalku?
Tanya pak Joko kepada malam.

Agustus 2021

Catatan:

(1) Puisi Chairil Anwar Karawang Bakasi ditulis Chairil Anwar di tahun 1948. Ia merespon agresi Belanda kembali ke Indonesia sejak 21 Juli 1947.

(2) Hingga tanggal 6 Agustus, Worldometer mencatat yang wafat karena Covid 19 di Indonesia sebanyak 104, 010 orang.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya