Berita

Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono/Net

Politik

Effendi Simbolon Minta Lockdown, Arief Poyuono: Utang Sudah Sampai Ubun-ubun

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 20:42 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Sampai hari ini tidak kurang-kurang anggota masyarakat yang meminta agar pemerintah melakukan “lockdown”. Secara sederhna “lockdown” diartikan sebagai  penghentian semua sektor kegiatan masyarakat agar rantai penyebaran SARS Cov-2 bisa benar-benar diputus.

Desakan untuk “lockdown” tidak hanya datang dari anggota masyarakat biasa dan kelompok oposisi, namun juga dari kalangan anggota koalisi. Bahkan partai pengusung Jokowi, PDI Perjuangan.

Anggota Komisi I DPR RI dari PDIP Effendi Simbolon misalnya, sudah berani terang-terangan menunjuk hidung Jokowi yang enggan memberlakukan “lockdown”.


Tentu pemerintah memiliki sejumlah alasan mengapa tidak memberlakukan “lockdown”. Alasan yang kerap disampaikan adalah, bahwa nomenklatur “lockdown” tidak ditemukan di dalam UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Alasan ini bisa dengan mudah dipatahkan. Karena nomenklatur Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sedang diterapkan juga tidak ditemukan di UU Kekarantinaan Kesehatan itu.

Bahkan pemerintah dinilai sengaja menghindarkan UU Kekarantinaan Kesehatan karena konsekuensi yang cukup berat secara ekonomi. Ada aturan di dalam UU itu yang mewajibkan negara memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak melakukan kegiatan ekonomi. Bahkan disebutkan bantuan tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk hewan peliharaan.

Di mata politisi Partai Gerindra Arief Poyuono, permintaan Effendi Simbolon itu dinilai kurang pas dan tidak mencerminkan sikap anggota koalisi  pemerintah.

“Kalau lockdown dalam hitungan minggu dipastikan Jokowi digulingkan,” ujar Arief Poyuono.

“Lockdown membutuhkan dana besar untuk bisa menanggung keperluan dan kebutuhan hidup utama masyarakat, memang punya uang apa negara?” katanya lagi sambil bertanya.

Dia mengatakan, pemerintah baru bisa bernafas setelah terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada Kuartal II tahun 2020.

Adapun faktor yang memberatkan saat ini adalah utang yang begitu besar.

“Wong utang aja udah sampai ubun-ubun kok. (Kita) sudah mau tengelam oleh utang,” demikian Arief Poyuono.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya