Berita

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira/Net

Politik

Ekonomi Meroket 7 Persen, Bhima Yudhistira: Jangan Buru-buru Senang dengan Pemulihan Semu

KAMIS, 05 AGUSTUS 2021 | 13:56 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah disarankan untuk tidak buru-buru senang dengan hasil pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 yang meroket 7,07 persen yoy. Sebab, proyeksi pertumbuhan ekonomi akan kembali minus di kuartal ke III 2021.

Begitu kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) soal laju ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di kuartal II 2021.

Menurut Bhima, proyeksi pertumbuhan ekonomi akan kembali minus di kuartal III 2021 nanti karena adanya lonjakan kasus Covid-19 dan PPKM Level 4.

"Jangan keburu senang dulu karena pemulihan semu satu kuartal," ujar Bhima kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/8).

Baginya, yang terpenting sekarang adalah pemerintah fokus antisipasi kuartal III dan kuartal IV agar ekonomi bisa selamat dari resesi dan tumbuh positif satu tahun penuh.

Apalagi, pertumbuhan 7 persen yoy di kuartal II tahun 2020 merupakan hal yang wajar lantaran di tahun lalu menyentuh angka minus (-) 5,3 persen.

“Jadi ada sedikit pemulihan saja langsung positif tinggi. Ini disebut low base effect. Kuartal II masih belum ada PPKM darurat, mobilitasnya lebih bagus dari kuartal ke III," jelas Bhima.

Pada kuartal II, juga harus diakui ada pemulihan yang semu. Misalnya, indeks keyakinan konsumen naik menjadi 107,4 menunjukkan masyarakat mulai optimis berbelanja.

"Waktu itu mobilitas sudah mulai tinggi, meski belum seperti pra pandemi. Masyarakat juga terbantu dengan adanya THR dibayar penuh, berbeda dengan tahun sebelumnya yang bisa dicicil. THR berperan penting mendorong masyarakat belanja. Daya beli sempat pulih," terang Bhima.

Tak hanya itu, di sektor industri manufaktur juga bagus pemulihan di kuartal ke II, PMI manufaktur sempat 53 atau ada di atas angka 50 yang menandakan industri mulai ekspansi lagi.

"Dari sisi ekspor dan investasi mulai rebound. Kinerja ekspor tertolong harga komoditas pertambangan dan perkebunan yang tinggi," pungkas Bhima.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya