Berita

Warga membludak di lokasi Gebyar Vaksin Presisi di GSB/Net

Nusantara

Kapolda Sumut Pantas Dievaluasi usai Vaksinasi Medan Berlangsung Ricuh

RABU, 04 AGUSTUS 2021 | 13:29 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pelaksanaan vaksinasi massal 'Gebyar Vaksin Presisi' yang digelar Polda Sumatera Utara di Gedung Serbaguna, Jalan Willem Iskandar, Selasa (3/8) memicu kritikan dari kalangan mahasiswa.

Hal ini karena vaksinasi yang dihadiri oleh Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono tersebut memicu kerumunan massa.

Membludaknya massa di lokasi berpotensi memunculkan klaster penyebaran baru Covid-19. Padahal, kerumunan harusnya bisa dihindari jika Polda Sumut selaku penyelenggara melaksanakannya dengan baik.

"Peserta terlihat berkerumun. Anehnya petugas tidak mampu menertibkan keadaan sehinga terjadinya kerumunan dan tidak berjarak. Inilah sebabnya kami meminta untuk diberhentikan karena takutnya timbul klaster baru dari kegiatan ini," kata Sekretaris Pusat BEM Nusantara, M Julianda Arisha diberitakan Kantor Berita RMOLSumut, Rabu (4/8).

BEM Nusantara mengaku kecewa dengan pelaksana kegiatan vaksinasi, yakni Polda Sumataera Utara yang terkesan tidak mampu mengatur alur jalannya peserta vaksinasi dengan tertib. Padahal, tujuan vaksinasi adalah untuk mencapai herd immunity masyarakat Indonesia sebagaimana yang selalu digaungkan Kapolri.

Oleh karenanya, ia meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan evaluasi terhadap Kapolda Sumatera Utara.

"Bapak Kapolda Sumut selaku penanggung jawab kegiatan vaksinasi ini harus dimintai pertanggungjawaban. Apabila ini benar ada kelalaian, kami meminta Bapak Kapolri mencopot jabatan Kapolda Sumut," pungkasnya.

Kerumunan warga terjadi saat warga mengantre untuk mendapatkan vaksin gratis tersebut. Beberapa di antaranya bahkan sampai protes karena tidak mendapatkan vaksin.

Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko menyebut, vaksinasi tersebut merupakan vaksinasi massal yang digelar pihaknya untuk 4.000 orang. Adapun kerumunan yang terjadi bukan karena vaksin kurang, tapi dipicu ada pihak yang diduga memperjualbelikan formulir.

"Jadi bukan kekurangan vaksin, petugas kami sudah di-setting untuk jumlah vaksinnya. Enggak mungkin kami melebihi. Tenaganya kami terbatas," sebut Kombes Riko.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya