Berita

Ketua FKSB AM Jumai/RMOLJateng

Politik

Data Covid-19 Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang Berbeda, FKSB: Ini Kezaliman Terhadap Warga

SENIN, 02 AGUSTUS 2021 | 05:54 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Perbedaan data Covid-19 antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kota Semarang dapat sorotan keras Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB).
 
Ketua FKSB, AM Jumai mengatakan, data penderita Covid-19 di pusat yang berdasarkan laporan Pemprov sangat berbeda dengan data di DKK Kota Semarang. Bahkan dalam sebuah waktu jarak perbedaan hampir mencapai 5 ribuan.

"Mengapa data bisa berbeda dan terpaut jauh? Perbedaan tersebut bukan hal sederhana dan tidak bisa disepelekan begitu saja. Warga Kota Semarang yang sudah berkontribusi patuh terhadap imbauan pemerintah, juga dalam hal ini Pemkot Semarang  beserta muspida yang sudah kerja keras seperti tidak mendapat apresiasi," ujar AM Jumai, Minggu (1/8).


Menurut Jumai, mestinya dengan data yang ada di Pemkot Semarang dalam kebijakan PPKM, saat ini sewajarnya Kota Semarang bisa lebih rendah dari level 4.

"Ini harus diusut tuntas siapa yang tidak serius dan yang memainkan data-data tersebut. Begitupun masyarakat dan pengusaha harus mulai memantau data-data yang ada, juga memberikan komplain terhadap masalah ini, ada ketidakadilan dan keseriusan terkait data penanganan Covid-19 saat ini," tegasnya, dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

FKSB juga meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo jangan lengah dan jangan santai atas kecerobohan upload data ini. Selalu cek dan ricek data yang masuk ke provinsi sebelum diolah ke pusat.

"Kalau hal ini dikarenakan ketidakseriusan dalam input data masuk, maka bisa jadi merupakan kezaliman terhadap warga Semarang," ujar Jumai.

Menurutnya, dengan adanya data yang berselisih cukup jauh tersebut masyarakat sangat dirugikan, termasuk para pengusaha.

"Pemkot Semarang, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh ormas sudah bergerak dalam penanggulangan dan pemberantasan Covid-19 di Kota Semarang sangat masif. Saya hanya kasihan sama kerja keras mereka  selama ini, serasa tidak dihargai," tegas Jumai lagi.

Lebih jauh Jumai menambahkan, ke depan pihaknya memohon agar penginputan data tidak lagi hanya dianggap sebuah pekerjaan yang bisa disambi dan dilakukan tanpa profesional dan keseriusan.

"Pemprov Jateng harus mulai serius cek dan ricek dalam menerima data-data dari kabupaten/kota yang akan diserahkan ke pusat," pungkas Jumai.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya