Data kematian akibat terjangkit virus corona baru (Covid-19) per Minggu (1/8) sudah tembus 95.723 orang.
Rata-rata per hari bertambah lebih dari 1.000 orang meninggal dunia.
Aktivis politik Haris Rusly Moti mengatakan, seharusnya Presiden Joko Widodo menyampaikan pertanggungjawaban politik. Kata Haris, Jokowi harus secara gamblang menjelaskan kepada publik mengapa angka kematian di Indonesia sangat tinggi.
Dalam pandangan Aktivis Petisi '28 itu, kasus kematian akibat pandemi Covid-19 bisa dicegah jika Jokowi tidak memprioritaskan kepentingan ekonomi ketimbang kesehatan.
Analisa Haris, hal mendasar yang membuat penanganan Covid-19 kurang maksimal karena Jokowi ngotot menjalankan proyek infrastrukur dan juga perpindahan ibukota baru.
"Kematian diperkirakan mencapai 100 ribu pada bulan Agustus karena pemerintah abai tak ketat dalam pembatasan sosial, karena obsesi Presiden Jokowi untuk pindah ibukota baru dan pembangunan infrastruktur," demikian kata Haris Rusly Moti saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (1/8).
Lebih lanjut, analisa Haris, pemerintahan Jokowi nampak memandang ekonomi akan terhambat apabila pembatasan sosial terus berlangsung.
Atas dasar itulah, Haris mendesak Jokowi harus bertanggung jawab akibat obesi yang tidak logis seperti infrastruktur dan perpindahan ibukota baru.
"Rakyat harus mendesak pertanggungjawaban politik Presiden Jokowi. Akibat obsesinya mengawan-awan 94 ribu rakyat wafat akibat Covid-19," tandas Haris yang menyesalkan tingginya kematian Covid-19.
Data Satuan tugas (Satgas) penanganan Covid-19 per Minggu (1/8), dalam sehari orang yang harus meregang nyawa akibat paparan virus yang menyerang paru-paru itu bertambah 1.604 orang, totalnya 95.723 orang.
Untuk tambahan kasus baru sebanyak 30.738 orang. Sejak awal pandemi ada 3.440.396 orang telah terpapar Covid-19.