Berita

Aktivis asal Papua Natalius Pigai saat berdoa menghadap Bunda Maria/Net

Politik

Hampir Seratus Ribu Orang Meninggal, Pigai: KWI Dan PGI Kenapa Diam?

MINGGU, 01 AGUSTUS 2021 | 15:30 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Rasa geram atas kondisi penanganan pandemi Covid-19 diluapkan aktivis asal Papua dengan berdoa di hadapan Tuhan. Dia mengunggah momen itu lewat akun Twitter pribadi, Minggu (1/8).

Dalam unggahan ini, Pigai yang duduk menghadap Bunda Maria menyesalkan kasus Covid-19 yang telah menyebabkan hampir seratus ribu nyawa rakyat Indonesia melayang.

“Ngr dipimpin Bapaknya Ir. Joko Widodo 88 ribu nyawa Mati, Solo dipimpin anaknya 900 org mati,” tuturnya.


Dia kemudian mempertanyakan sikap diam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), termasuk para romo dan pendeta yang di Pilpres 2024 lalu menyatakan dukungan pada Presiden Joko Widodo.

“Kenapa diam? Mana option for the poor/destitute,” tanyanya.

Mantan Komisiner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga menyatakan bahwa Bunda Maria telah memberinya petunjuk bahwa Virus Covid-19 itu nyata adanya.

Virus yang sebarannya bermula dari Wuhan, China itu bukan bagian dari azab. Tapi sebatas serangan biasa yang seharusnya bisa ditangani dengan baik jika pemimpin negara tegas dan terukur.

“Itu bkn murka Tuhan tp Germ atack & external attack yg bisa diatasi jk Presiden mau lockdown & minimizing zero death, tdk mungkin 88 ribu mati. Ini krn kelalaian kelola Ngr sj,” tuturnya.

Dengan nada menyindir, Pigai meminta KWI, PGI, para romo dan pendeta untuk kembali memilih tokoh yang disiapkan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2024 mendatang.

“Nanti pilih lagi ya ada skenario Jokowi siapkan Ganjar,” demikian Natalius Pigai.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya