Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Depolitisasi Covid-19

MINGGU, 01 AGUSTUS 2021 | 05:37 WIB

Kondisi kasus terkonfirmasi Covid-19 dan kematian harian di tingkat dunia mengikuti pola perilaku gelombang radio berkelanjutan, yang sedang menuju puncak gunung kelima kali.

Kemudian pola perilaku gelombang kasus terkonfirmasi Covid-19 dan kematian harian di Indonesia mengikuti dua gelombang.

Serangan menuju puncak kedua, yang bersifat eksponensial. Persoalan yang terjadi adalah angka rasio jumlah kematian karena Covid-19 dibandingkan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di Indonesia sangat tinggi, yaitu 4,27 persen dibandingkan di tingkat dunia yang sebesar 1,66 persen.
Rasio kematian Covid-19 di Indonesia masih dapat dipertajam lagi dengan menggunakan data kumulatif, yaitu sebesar 17,26 persen untuk rasio jumlah kematian Covid-19 dibandingkan kasus aktif kumulatif.

Kasus aktif merupakan penjumlahan dari jumlah orang rawat inap dan rawat jalan isolasi mandiri dikarenakan Covid-19. Krisis Kesehatan masyarakat yang terjadi tersebut, kemudian menimbulkan pertanyaan berdimensi politik.

Pertama, sifat serangan eksponensial pada pola gelombang kedua, yang berbeda sama sekali dengan pola perilaku lima gelombang serangan Covid-19 di tingkat dunia, itu apakah dapat dipermasalahkan sebagai tindakan pelanggaran kemanusiaan yang serius dari kinerja pemerintah, khususnya Satgas Covid-19. Apabila dilakukan pembelajaran rekam jejak respon pemerintah sejak awal,
pemerintah terkesan melakukan pembiaran dan menganggap ringan serangan Covid-19 masuk ke Indonesia. Kebijakan buka tutup kelonggaran efektivitas kebijakan digunakan pemerintah untuk menghentikan penularan Covid-19.

Akibatnya, sangat kuat muncul dugaan prasangka buruk bahwa tindakan pembiaran dan menganggap ringan serangan Covid-19 sekalipun telah diingatkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, maka kinerja kesehatan masyarakat yang diperankan oleh pemerintah terkesan sangatlah berat dan buruk. Penjelasan terhadap prasangka buruk seperti itu memerlukan pernyataan resmi pemerintah
secara terbuka dalam pidato kenegaraan menyambut peringatan kemerdekaan NKRI. Pansus DPR tentang kesehatan masyarakat kiranya perlu dibentuk untuk membangun check and balances guna menjamin dasar negara Pancasila dan UUD 1945 telah dilaksanakan sesuai amanat penderitaan rakyat.

Kedua, tingginya rasio kematian yang sebesar 4,27 persen dan 17,26 persen di atas dengan akumulasi jumlah orang yang meninggal karena Covid-19 sebesar 94.119 jiwa per 31 Juli 2021, kemudian besarnya pendanaan Pemulihan Ekonomi Nasional yang lebih banyak untuk kegiatan-kegiatan di luar urusan penanganan Covid-19 secara langsung, skandal korupsi Bansos, dan rendahnya serapan anggaran Covid-19, berikut besarnya tunggakan pembayaran biaya kesehatan masyarakat, itu memperkuat dugaan terjadinya pelanggaran efisiensi APBN tahun 2020 dan 2021, yang memicu kegiatan politisasi Covid-19 di Indonesia.

Potensi politisasi buruknya pengorganisasian penanganan kesehatan masyarakat itu memerlukan kegiatan depolitisasi Covid-19. Politisasi atas besarnya korbanan utang negara dan swasta, karena tatakelola penanganan Covid-19, yang membebani keuangan nasional.
 

Sugiyono Madelan Ibrahim
Peneliti INDEF dan pengajar Universitas Mercu Buana.



Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya