Berita

Salah satu baliho raksasa Ketua DPR RI Puan Maharani/Net

Politik

Baliho Puan Indikasi Hubungan PDIP dan Jokowi sedang Renggang

RABU, 28 JULI 2021 | 20:38 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Belakangan, selain gemar menyebar baliho berukuran raksasa di banyak kota di Indonesia, Ketua DPR RI Puan Maharani Kiemas juga semakin kerap mengomentari kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

Selasa kemarin (27/7), misalnya, anak bungsu mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengingatkan pemerintah agar  memperhatikan situasi di luar Pulau Jawa. Jangan sampai, karena terlalu fokus dengan daerah di Pulau Jawa, daerah-daerah di luar Pulau Jawa tidak mendapat perhatian yang cukup.

Bila itu terjadi, episentrum pandemi Covid-19 bisa bergeser ke luar Pulau Jawa.


Hari ini (Rabu, 28/7), peringatan senada disampaikan Puan Mahani. Dia meminta pemerintah untuk menyelesaikan program vaksinasi di luar Pulau Jawa dan Bali.

Fenomena Puan Maharani ini tentu menarik untui ditelisik. Ada apa gerangan? Apakah Puan sekadar ingin mendongkrak popularitasnya? Apakah Puan sedang berusaha mengalahkan saingan utamanya di PDIP, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo?

Atau adakah hal lain yang melatarbelakangi manuver Puan akhir-akhir ini.

Menurut pengamat komunikasi politik Hendri Satrio, apa yang sedang terjadi ini mengindikasikan ada kerenggangan hubungan antara Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya dengan PDI Perjuangan sebagai partai utama pendukungnya.

“Lihat saja siapa yang paling dipercaya Jokowi dalam program penanganan pandemi Covid-19,” ujar Hendri Satrio yang memimpin lembaga survei politik KedaiKOPI itu.

Dia mengatakan, manuver Puan Maharani ini juga memperlihatkan bahwa sesungguhnya Jokowi dan PDIP sedang berkomunikasi tingkat tinggi.

“Nanti akan kita lihat bagaimana hasil dari komunikasi itu. Apa yang akan berubah,” demikian Hendri Satrio.     

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya