Berita

Analis politik Hendri Satrio/Net

Politik

Soal Demokrat Dan Karma Kudatuli, Ini Kata Hendri

SELASA, 27 JULI 2021 | 14:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kerusuhan 27 Juli 1996 yang terjadi seperempat abad lalu dikenang sebagai bagian dari sejarah perkembangan demokrasi Tanah Air. Kerusuhan di kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, itu menewaskan sejumlah orang, dan menjadi salah satu anak tangga yang secara signifikan mendongkrak popularitas Megawati Soekarnoputri.

Belakangan ada anggapan yang memandang kondisi yang dialami Partai Demokrat saat ini sama dengan yang dialami PDI kubu Mega menjelang peristiwa Kudatuli. Seperti PDIP di masa itu, Partai Demokrat kini juga sedang digerpol oleh rezim.

Namun pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, peristiwa Kudatuli itu tidak dapat disamakan dengan apa yang sedang dialami saat ini. Kendati terlihat ada peranan oknum di tubuh rezim dalam mengganggu partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.


“Tidak bisa disamakan peristiwa Kudatuli dengan peristiwa lainnya (yang dialami Partai Demokrat saat ini). Kudatuli dengan segala misterinya sudah tercatat dalam sejarah, apapun implikasinya,” kata Hendri dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/7).

Pendiri lembaga survei KedaiKopi ini mengatakan, anggapan bahwa Partai Demokrat sedang mendulang karma atas peristiwa Kudatuli itu juga tidak dapat dibenarkan. Anggapan ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa ketika kerusuhan di kantor DPP PDI terjadi, SBY adalah Kepala Staf Kodam Jaya. Dia disebutkan berada di lapangan, di antara para penyerang.

Hendri Satrio menegaskan, walau sepintas terlihat seperti memiliki kesamaan dengan Kudatuli, namun belum tentu arahnya akan sama.

Hendri Satrio memahami bahwa beberapa bulan belakangan ini Partai Demokrat
yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang bertarung menghadapi manuver politik Kepala Staf Presiden, Moeldoko.

Di mata Hendri Satrio, upaya Moeldoko merebut Partai Demokrat dari tangan AHY tidak ada kaitannya dengan PDIP. Kebetulan, seperti PDIP, Parta Demokrat juga pernah berkuasa dan ingin kembali berkuasa. 

“(Persaingan) ini sekadar kompetisi antar-parpol dan itu biasa saja,” demikian Hendri Satrio.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya