Berita

Presiden Prancis Emmanuel Macron/Net

Dunia

Masuk Daftar Target Pegasus, Ponsel Emmanuel Macron Diretas Intel Maroko?

RABU, 21 JULI 2021 | 06:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Skandal kasus spyware atau alat mata-mata Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO, telah menggemparkan dunia dalam beberapa hari terakhir. Lantaran nama sejumlah pejabat tinggi ikut berada di dalamnya.

Menurut harian Prancis, Le Monde, telepon Presiden Emmanuel Macron juga ikut dalam daftar target potensial atas nama Maroko.

Dalam laporannya pada Selasa (20/7) yang dikutip Reuters, Le Monde menyebut, salah satu nomor telepon Macron yang telah ia gunakan sejak 2017 muncul dalam daftar nomor yang dipilih oleh dinas intelijen Maroko untuk pengawasan.

Kepresidenan Prancis mengatakan akan menanggapi dengan serius laporan tersebut jika memang benar. Pihak berwenang juga akan menyelidikinya.

Sementara itu, Maroko sendiri telah memberikan penyangkalannya. Maroko menyebut tidak menggunakan Pegasus dan tuduhan tersebut tidak berdasar.

Meski begitu, Le Monde menekankan, pihaknya tidak memiliki akses ke telepon Macron sehingga tidak dapat memverifikasi apakah sang presiden atau ponsel lain yang diretas.

Selain Macron, Le Monde juga menyebut mantan Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe dan 14 menteri ikut menjadi sasaran pada 2019.

Pada Selasa, kantor kejaksaan Paris membuka penyelidikan atas tuduhan oleh situs berita investigasi Mediapart dan dua jurnalisnya bahwa mereka telah dimata-matai oleh Maroko menggunakan  Pegasus.

"Satu-satunya cara untuk menyelesaikan ini adalah agar otoritas kehakiman melakukan penyelidikan independen terhadap mata-mata yang tersebar luas yang diselenggarakan di Prancis oleh Maroko," kata Mediapart.

Pernyataan jaksa Paris tidak menyebutkan Maroko dan hanya mengatakan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk membuka penyelidikan setelah menerima pengaduan dari Mediapart dan wartawannya.

Pengungkapan skandal Pegasus dilakukan oleh sejumlah media. Sebanyak 17 organisasi media yang dipimpin kelompok jurnalis nirlaba Forbidden Stories yang berbasis di Paris mengeluarkan investigasi pada Minggu (19/7).

Mereka menyebut spyware Pegasus buatan Israel telah digunakan untuk meretas ponsel millik jurnalis, pejabat pemerintah, hingga aktivis HAM dalam skala global.

NSO kemudian mengeluarkan pernyataan bantahan. Pihaknya menyebut Pegasus hanya digunakan oleh badan intelijen dan penegak hukum pemerintah untuk memerangi terorisme dan kejahatan.

Pendiri NSO Group Shalev Hulio pada Selasa mengatakan bahwa daftar dugaan target Pegasus yang dipublikasikan media tidak terkait dengan NSO.

"Platform yang kami produksi mencegah serangan teroris dan menyelamatkan nyawa," ujarnya.

Hulio mengatakan bahwa selama 11 tahun keberadaannya, NSO telah bekerja dengan 45 negara dan menolak hampir 90 negara. Tetapi ia menolak menyebutkan nama salah satu dari mereka.

"Saya pikir, pada akhirnya, ini akan berakhir di pengadilan, dengan keputusan hukum yang menguntungkan kami, setelah kami mengajukan gugatan pencemaran nama baik, karena kami tidak punya pilihan lain," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya