China telah memperluas dan mengintensifkan praktik yang menargetkan minoritas Uighur dan keluarga mereka di luar negeri.
Kongres Uighur Dunia (WUC) mengungkap adanya upaya mengancam, menahan, atau memenjarakan minoritas Uighur dan keluarganya oleh China jika mereka tidak berhenti membeberkan situasi di Xinjiang.
"Menghancurkan keluarga Uighur adalah keterampilan yang telah dikuasai Partai Komunis China selama beberapa tahun terakhir, menambah kesedihan dan rasa bersalah yang mendalam pada penindasan yang sudah kami derita," ujar Presiden WUC Dolkun Isa, seperti dimuat
ANI News.
Isa menuturkan, penahanan orangtua, saudara, dan kerabat lainnya akan menekan orang Uighur untuk tidak berbicara mengenai pelanggaran HAM yang mereka dapat.
Menurutnya, praktik tersebut sudah dilakukan oleh otoritas China di Turkistan Timur.
"Bagi Uighur diaspora, tidak jarang dihubungi oleh otoritas China dan didesak untuk kembali ke China. Terutama di negara-negara Asia Tengah, konsulat China telah secara aktif berusaha meyakinkan warga Uighur untuk kembali dengan janji bahwa otoritas China akan memfasilitasi reunifikasi dengan anggota keluarga," ungkap WUC.
Namun, menurut WUC, permintaan tersebut dilakukan dengan cara yang memaksa, karena biasanya disertai dengan ancaman, di mana anggota keluarga mereka di Turkistan Timur akan ditahan jika kepulangan ke China ditolak.
Para diaspora Uighur telah banyak mengungkap praktik pelanggaran HAM dan genosida yang dilakukan pemerintah China.
Meskipun banyak bukti, Beijing terus menyangkal tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.