Berita

Ekonom senior, Dr. Rizal Ramli/Net

Dunia

Rizal Ramli: Bagai Pedang Bermata Dua, Proyek Belt And Road Initiatives China Harus Dievaluasi

RABU, 07 JULI 2021 | 09:21 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China perlu mengubah model bisnis "pedang bermata dua" yang salah satunya disajikan dalam proyek-proyek kerjasama Belt and Road Initiatives (BRI).

Meski Beijing telah berulang kali membantahnya, namun jebakan utang dengan skema "loan-to-own" yang dibungkus rapih oleh China dengan BRI semakin nyata.

Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Rizal Ramli untuk kesekian kalinya memperingatkan model bisnis China yang hanya menguntungkan Beijing, namun melukai mitranya.

Lewat tulisan opininya yang bertajuk "The Risks of Favoring China" yang dipublikasi The Diplomat pada Selasa (6/7), ekonom senior itu memperingatkan bahayanya BRI bagi Indoneisa.

BRI memiliki skenario China meminjamkan ratusan miliar dolar kepada negara-negara untuk membangun atau memodernisasi infrastruktur mereka, mulai dari jalan raya, kereta api, jaringan pipa gas, hingga pelabuhan. Tujuannya untuk mendukung lalu lintas perdagangan global.

Tetapi megaproyek bernilai total triliunan dolar itu bukan tanpa masalah.

"Seperti kebanyakan hal baik dalam hidup, BRI adalah pedang bermata dua. Para kritikus mengatakan inisiatif itu adalah jebakan utang besar-besaran, skema “lend-to-own” yang akan memungkinkan Beijing untuk merebut kendali atas aset strategis negara penerima," tulis Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2000-2001 itu.

Mengambil contol Sri Lanka, ia mengatakan, BRI membuat pemerintah Sri Lanka terpaksa menyewakan pelabuhan Hambantota dan 15.000 hektar tanah di sekitarnya ke China selama 99 tahun.

Setelah proses pembangunan dengan pinjaman China, pelabuhan itu dibuka pada 2010. Walaupun puluhan ribu kapal hilir mudik, namun hanya ada 34 kapal yang akhirnya berlabuh di sana pada 2012. Alhasil untuk membayar utang proyek, Sri Lanka harus menyerahkan pelabuhannya ke China.

Belum cukup, pada akhir Mei lalu, pemerintah Sri Lanka juga telah mengesahkan anggaran dana proyek di Colombo Port City senilai 1,4 miliar dolar AS. Tidak heran banyak pihak menganggap keputusan tersebut seakan membuat pemerintah "menyerahkan kedaulatan ke China".

Skenario serupa terjadi di banyak negara, baik itu di Indo-Pafisik maupun Afrika.

"Saya sendiri memiliki keprihatinan yang sama untuk negara saya. Beijing telah mengungkapkan niat buruknya dalam kasus proyek kereta cepat Jakarta-Bandung," sambungnya.

Rizal Ramli menjelaskan, selama proses penawaran proyek, pihak China mengajukan penawaran yang jauh lebih rendah daripada lawan tender mereka, Jepang. Tetapi setelah memenangkan tawaran, angka kemudian berubah.

Terjadi kenaikan harga dan penundaan pada tahap konstruksi. Diperkirakan, biaya akhir dari proyek tersebut akan membengkak hingga 60 persen dari prediksi semula.

"Mudah-mudahan, karena semakin banyak negara mulai mempertanyakan motif China, akan ada peninjauan ulang di aula kekuasaan di Beijing," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya