Berita

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule/Net

Politik

ProDEM Minta Presiden Jokowi Mundur Sebelum Pintu Maaf Rakyat Luluh Lantak

RABU, 07 JULI 2021 | 08:34 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Penanganan Covid-19 di Indonesia telah membuat sejumlah kalangan merasa geram. Tak terkecuali Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule.

Bahkan menurutnya, penanganan Covid-19 selama ini terkesan lucu dan menyebalkan.

Lucu lantaran pemerintah di awal pandemi datang selalu menganggap remeh virus. Hingga akhirnya Covid-19 total telah menyebabkan 61.686 warga negara meninggal dunia per Selasa kemarin (6/7).

Beragam denial dilakukan, mulai dari menyebut virus tidak akan masuk Indonesia karena birokrasi sulit, hingga corona takut panas khatulistiwa.

“Ya memang lucu. Apalagi di awal Februari 2020 (sebelum virus masuk Indonesia), Jokowi menawarkan Xi Jinping bantuan penanganan Covid-19. Kini setahun berlalu, giliran Luhut Pandjaitan yang bilang China akan beri bantuan ke Indonesia,” tuturnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (7/7).

Di satu sisi, Iwan Sumule menilai penanganan ini menyebalkan lantaran nyawa manusia Indonesia dianggap sepele. Kegiatan rakyat terus dibatasi secara ketat, sementara gerbang perbatasan yang menjadi pintu masuk virus varian baru ke tanah air tidak ditutup.

“Kebodohan dipertontonkan, membuat banyak rakyat korban jiwa,” kesalnya.

Untuk itu, pemerintah harus segera menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia. Di satu sisi, mereka juga harus mengakui kegagalan menangani pandemi hingga membuat rakyat dalam kungkungan ketakutan.

Iwan Sumule tidak ingin permintaan maaf itu terlambat disampaikan. Artinya maaf baru disampaikan setelah rakyat meluapkan kemarahan yang terpendam selama ini.

“Mundurlah kalian, mungkin akan dimaafkan. Khawatirnya, kalau kemarahan rakyat diluapkan, mungkin pintu maaf itu telah luluh lantak. Iya nggak sih?” tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya