Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Google Hingga Facebook Siap Angkat Kaki Jika Hong Kong Lanjutkan UU Privasi

SELASA, 06 JULI 2021 | 15:12 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Raksasa teknologi seperti Google, Facebook, dan Twitter ikut bersama Koalisi Internet Asia (AIC) memperingatkan otoritas Hong Kong bahwa mereka siap angkat kaki dari Hong Kong jika otoritas melanjutkan rencana untuk mengubah UU privasi.

Selain tiga raksasa teknologi tersebut, Apple Inc hingga LinkedIn juga ikut dalam seruan tersebut.

Pada Selasa pagi (6/7), Kepala Eksekutif Carrie Lam mengumumkan UU untuk menargetkan doxing ilegal.

Itu terjadi setelah Hong Kong melihat gelombang doxing selama protes pro-demokrasi pada 2019, di mana ada perilisan informasi pribadi atau identitas mengenai individu atau organisasi secara terbuka.

“Ada dukungan luas bahwa doxing harus dilawan. Latihan amandemen adalah untuk mengatasi masalah doxing. Komisaris privasi diberdayakan untuk mengambil tindakan dan melakukan penyelidikan," ujar Lam.

Lewat surat yang dikirim kepada komisaris privasi untuk data pribadi, Ada Chung Lai-ling, pada 25 Juni, AIC menyebut rencana amandemen UU privasi di Hong Kong dapat membuat individu terkena sanksi berat.

"Memperkenalkan sanksi yang ditujukan pada individu tidak selaras dengan norma dan tren global," tulis surat yang isinya pertama kali dilaporkan Wall Street Journal itu.

"Satu-satunya cara untuk menghindari sanksi bagi perusahaan teknologi ini adalah dengan menahan diri dari berinvestasi dan menawarkan layanan mereka di Hong Kong, sehingga merampas bisnis dan konsumen Hong Kong, sementara juga menciptakan hambatan baru untuk perdagangan," tambahnya.

Direktur Pelaksana AIC Jeff Paine mengatakan, meski doxing menjadi masalah serius, Paine mengatakan UU tersebut dapat memiliki efek membatasi kebebasan berekspresi.

"Kami percaya bahwa setiap UU anti-doxing, yang dapat memiliki efek membatasi kebebasan berekspresi, harus dibangun di atas prinsip-prinsip kebutuhan dan proporsionalitas,” jelasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya