Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) yang juga menjabat sebagai Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf/Net

Politik

Gde Siriana: Covid-19 Ujian Bagi Penguasa, Apakah Dimanfaatkan Untuk Bunuh Demokrasi Atau Merampok Anggaran?

SELASA, 06 JULI 2021 | 13:22 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Persoalan pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia merupakan ujian bagi penguasa.

Begitu Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, menanggapi perkembangan penanganan Covid-19 oleh pemerintah dan kaitannya dengan perekonomian RI yang tumbuh stagnan.

Gde Siriana mengatakan, eskalasi kasus positif Covid-19 yang semakin tinggi setiap harinya memang mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan yang tegas.

Sehingga menurutnya, koreksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga oleh Sri Mulyani, yang mulanya dipatok 6,5 persen menjadi 4 persen, tidak mengalami perkembangan.

"Dengan pertumbuhan (ekonomi) 4-5 persen per tahun artinya kan masih ada persoalan pengangguran tinggi," ujar Gde Siriana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/7).

Untuk Indonesia yang memiliki banyak penduduk, menurut Gde Siriana, seharusnya pertumbuhan ekonomi minimal berada di angka 7 persen setiap tahunnya.

"Jika 7 persen dicapai melalui proyek padat karya pekerja lokal, maka tiap tahun bisa ciptakan 2-3 juta kerja baru. Silahkan evaluasi pemerintah Jokowi sejak 2014 hingga kini. Stagnan di sekitar 5 persen," ungkapnya.

Maka dari itu, jika Sri Mulyani mengoreksi pertumbuhan ekonomi menjadi 4 persen pada kuartal ketiga, hanya karena alasan diterapkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19 di Jawa-Bali, maka itu tidak tepat.

Karena menurutnya, pandemi Covid-19 ini tidak tepat dijadikan alasan oleh pemerintah karena sifatnya adalah ujian bagi seluruh bangsa. Sehingga, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan merupakan solusi dari persoalan yang harus diselesaikan pemerintah, dan bukan malah dimanfaatkan untuk hal-hal yang menyimpang.

"Karena saya memandang Covid-19 sebagai tiga ujian. Pertama, ujian keimanan ketika kita sakit tertular bahkan meninggal. Kedua, ujian ilmu pengetahuan, apakah vaksin sanggup melawan Corona atau demi bisnis semata?" ungkapnya.

"Dan ketiga, ujian demokrasi. Apakah penguasa manfaatkan untuk bunuh demokrasi dan merampok anggaran?" demikian Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

UPDATE

Koalisi PAN dan Gerindra Kota Bogor Berlanjut di Pilwalkot 2024

Jumat, 26 April 2024 | 05:34

Budidaya Nila Salin di Karawang Hasilkan Omzet Puluhan Miliar

Jumat, 26 April 2024 | 05:11

Soal Pertemuan Prabowo-Mega, Gerindra: Sedang Kita Bangun, Insya Allah

Jumat, 26 April 2024 | 04:51

Puluhan Motor Hasil Curian

Jumat, 26 April 2024 | 04:38

Gerakan Koperasi: Melawan Kapitalisme, Menuju Sosialisme?

Jumat, 26 April 2024 | 04:12

Menang Dramatis Lawan Laskar Taeguk, Tim Garuda Lolos Semifinal Piala Asia U-23

Jumat, 26 April 2024 | 03:33

Guyon PKB-PKS

Jumat, 26 April 2024 | 03:18

Pilot Project Budidaya Udang Tradisional Makin Moncer di Maros

Jumat, 26 April 2024 | 02:57

Gerindra Dukung Ahmad Ali Maju Pilgub Sulteng

Jumat, 26 April 2024 | 02:32

Hasil Jual Motor Curian Digunakan Pelaku untuk Modal Judi Slot

Jumat, 26 April 2024 | 02:11

Selengkapnya