Berita

Presiden Iran Hassan Rouhani/Net

Dunia

Varian Delta Ditambah Vaksinasi Yang Lambat, Iran Berpotensi Dihantam Gelombang Kelima Covid-19

MINGGU, 04 JULI 2021 | 07:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kemunculan virus corona varian Delta juga telah meningkatkan kekhawatiran kawasan Timur Tengah, khususnya bagi Iran sebagai negara paling parah diserang Covid-19 di wilayah tersebut.

Presiden Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Sabtu (3/6) memperingatkan kemungkinan Iran dihantam gelombang kelima Covid-19 dengan kemunculan varian Delta yang lebih menular.

"Ada kekhawatiran bahwa seluruh negara dapat memasuki gelombang kelima jika tidak cukup hati-hati dalam mengikuti protokol kesehatan," ujar Rouhani, seperti dikutip Reuters.

Merujuk pada data, Rouhani mengatakan, hanya 69 persen dari warga Iran yang saat ini mematuhi protokol kesehatan.

Bahkan pekan lalu, otoritas kesehatan juga telah menyatakan status untuk Teheran dan 91 kota lainnya sebagai zona merah berisiko tinggi.

Mereka yang masuk zona merah menghadapi pembatasan perjalanan internal, penutupan bisnis tidak penting, hingga pembatasan kantor hingga 30 persen karyawan.

"Varian Delta memasuki negara dari selatan dan tenggara, dan kita harus berhati-hati untuk mencegah penyebarannya di negara ini. Semua peraturan kesehatan harus dipatuhi sepenuhnya, jika tidak kita akan mendapat masalah," imbau Rouhani.

Selain kemunculan varian Delta, gelombang baru infeksi Covid-19 juga dikhawatirkan terjadi karena kampanye vaksinasi yang lambat akibat sanksi dari Amerika Serikat (AS) yang menghambat upaya Teheran membeli dan menerima vaksin.

Rouhani mengatakan Iran telah menerima sebagian kecil dari 16,8 juta vaksin yang dipesannya dari program COVAX.

Jurubicara satgas Covid-19 Iran mengatakan, sebanyak 7 juta dosis vaksin telah didistribusikan. Sebanyak 2 juta orang sudah menerima dua dosis, dan 4 juta orang baru menerima satu suntikan.

Dengan populasi 83 juta, Iran telah mencatat 84.627 kematian akibat virus corona, korban tertinggi di Timur Tengah.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya