Berita

Foto bersama pengurus KAMI se-Jawa pada Desember 2020/Net

Politik

KAMI: Kritik BEM UI Wajar, Yang Tidak Pantas Ketika Mereka Ditekan Dan Diretas

RABU, 30 JUNI 2021 | 13:59 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kritikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) melalui poster "Jokowi: The King of Lip Service" adalah keniscayaan atas realitas yang terjadi.

Begitu pernyataan sikap Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) se-Jawa menyikapi tekanan yang dialami BEM UI usai mengunggah poster tersebut.

"Kritikan yang disampaikan oleh BEM UI adalah sangat wajar, dan adalah tidak pantas dilakukan penekanan diminta dihapus karya kritis mereka oleh universitas atau mendapat pembalasan seperti peretasan," kata Presidium KAMI Jawa Barat, Syafril Sofyan, Rabu (30/6).

Jurubicara KAMI se-Jawa itu menilai, pemanggilan BEM UI oleh pihak rektorat adalah bukti adanya intervensi pada kebebasan berekspresi mahasiswa.

"Memanggil BEM atau aktivitas mahasiswa dengan berbagai dalih akibat kritik mereka, adalah indikasi penyalahgunaan alat kekuasaan untuk membungkam hak-hak demokrasi mahasiswa dan kebebasan kampus. Cara tersebut adalah tragedi demokrasi yang tidak boleh terjadi," bebernya.

Kalaupun pemerintah tidak terima dengan poster itu, kata Syafril Sofyan, tinggal dibuktikan bahwa apa yang diucapkan Jokowi benar dilaksanakan.

"Pemerintahan Jokowi harus menghentikan semua bentuk kebohongan, kembalilah kepada konsistensi sikap satu kata dengan perbuatan dalam setiap pengambilan kebijakan negara," jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan, Jokowi sebaiknya mundur saja jika dalam kondisi krisis saat ini dia tidak mampu menjalankan tugasnya dan tidak siap dikritik.

"Jika Presiden Jokowi merasa tidak sanggup lagi untuk mengatasi multi krisis yang dialami oleh Indonesia, dalam kondisi ekonomi bangkrut, akan lebih bijak jika Presiden Jokowi mengundurkan diri secara terhormat," ucap Syafril Sofyan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya