Berita

M. Qodari dan Beathor Suryadi/Rep

Politik

Qodari Maupun Beathor Salah Besar Kaitkan Cebong Kampret Dengan Jokpro, Termasuk Kelompok 212

KAMIS, 24 JUNI 2021 | 14:09 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kelompok relawan Sekretariat Nasional Joko Widodo-Prabowo Subianto (Seknas Jokpro) 2024 meyakini bergabungnya Jokowi dan Prabowo, akan menghadirkan satu paslon pada Pilpres 2024.

Sehingga, polarisasi akan turun. Pasalnya, kelompok "cebong" dan "kampret" pada Pilpres 2019 akan hilang karena sudah gabung.

Dengan demikian, penasihat Jokpro 2024, M. Qodari percaya, politik akan stabil, dan Indonesia menjadi aman dan damai.


Pernyataan Qodari tersebut dibantah oleh politisi PDI Perjuangan, Bambang "Beathor" Suryadi. Menurutnya, bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi, tidak otomatis mengilangkan jargon kampret dan cebong.

Termasuk upaya menduetkan Jokowi dan Prabowo sebagai calon presiden dan wakil presiden 2024, diyakini tidak mengilangkan kampret dan cebong.

Menurut Beathor Suryadi, kekuatan barisan 212 yang menentukan kemana suara dukungan kampret setelah kecewa ditinggal Prabowo.

"Bagi kelompok 212, Prabowo sudah tenggelam di kolam cebong, dan punah," kata mantan Staf Kantor Staf Presiden (KSP) itu, Rabu (23/6).

Pemerhati politik dan kebangsaan, M. Rizal Fadillah tertarik menyikapi pandangan Qadari maupun Beathor.

Rizal Fadillah mengatakan, sebutan "kampret" bagi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 tidak terlalu populer dan berfilosofi. Berbeda dengan "cebong" untuk pendukung Jokowi-Maruf.

"Berbeda dengan cebong, bukan saja memiliki filosofi, jelas Jokowi yang memelihara kodok di Kolam Istana, juga hingga kini tetap melekat dan melegenda bagi pendukung Jokowi. Karenanya, kampret akan dan telah hilang. Cebong abadi," ujar Rizal Fadillah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/6).

Terkait kelompok 212, lanjut Rizal Fadillah, kelompok ini adalah sebagai sebutan tidak resmi, dan bukanlah organisasi.

"Komunitas ini sangat cair yang diikat oleh kesamaan persepsi soal Ahok (Basuki T. Purnama) yang menistakan agama. Pendukung Prabowo-Sandi bukan semata komunitas 212, tapi banyak elemen," imbuhnya.

Dengan demikian, baik Qodari maupun Beathor yang mengaitkan Jokowi-Prabowo versi Jokpro 2024 dengan cebong dan kampret, adalah salah besar.

"Sangat salah disebut bersatu maupun tetap berpisah. Kategori yang dibuat tidak pas," kata Rizal Fadillah menegaskan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya