Berita

Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani/Net

Dunia

Israel Serang Gaza Lagi, Bahrain Ingatkan Isi Kesepakatan Normalisasi

JUMAT, 18 JUNI 2021 | 09:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Serangan udara Israel ke Jalur Gaza baru-baru ini telah merusak gencatan senjata yang disepakati 20 Mei lalu. Tindakan itu juga membuat Bahrain mempertanyakan komitmen pemerintahan baru Israel yang dipimpin Perdana Menteri Naftali Bennett.

Pada September 2020, Bahrain bersama dengan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kesepakatan damai untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, atau dikenal Abraham Accords.

Kesepakatan damai itu berisi dua negara Arab itu setuju melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, dengan imbalan penundaan rencana aneksasi Israel atas sebagian besar wilayah di Tepi Barat.

Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani pada Rabu (16/6) mengatakan pihaknya telah menghubungi pemerintahan baru Israel untuk menanyakan kebijakan Israel untuk upaya perdamaian di kawasan melalui solusi dua negara dan resolusi internasional.

"Al Zayani menyatakan keinginannya untuk berkomunikasi dengan mitranya dari Israel dalam kerangka deklarasi mendukung perdamaian yang ditandatangani antara kedua negara, untuk mendorong proses perdamaian di kawasan untuk mencapai keamanan, stabilitas, dan pembangunan untuk kepentingan rakyat," lapor kantor berita resmi Bahrain, BNA Manama.

Kendati begitu, di dalam kesepakatana normalisasi, tidak ada ketentuan terkait serangan Israel ke Gaza. Bahkan ketika serangan 11 hari di Gaza, para penandatangan perjanjian tetap diam.

Pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan kepada penandatangan perjanjian yang hadir bahwa pembantaian anak-anak Palestina mengikuti normalisasi.

“Jangan salah: Israel hanya mengerti bahasa perlawanan dan rakyat Palestina berhak sepenuhnya atas hak mereka untuk membela diri,” tambahnya.

Di sisi lain, di Bahrain, pengunjuk rasa berkumpul di Manama untuk memprotes pemboman tersebut. Namun, pemerintah Bahrain tetap bungkam.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya