Berita

Barang bukti narkoba jenis sabu hasil pengungkapan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri/RMOL

Pertahanan

Berantas Narkoba Memang Diperlukan Kolaborasi Dan Rantai Komando Yang Solid

SELASA, 15 JUNI 2021 | 22:15 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Jika ditotal, hanya dalam tiga bulan Polri mengungkap lima ton narkoba jenis sabu yang masuk ke Indonesia.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahkan sampai prihatin, meski jajarannya berhasil mengungkap banyaknya barang haram perusak anak bangsa itu, justru hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia dianggap masih menjadi konsumen besar narkoba.

Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta berpendapat, penyalahgunaan narkoba dan perdagangan gelapnya merupakan
kejahatan luarbiasa yang melibatkan jaringan antar negara (trans nasional).

Indonesia, kata dia merupakan negara rawan peredaran narkoba dikarenakan banyak celah yang bisa digunakan sebagai jalur pengiriman perdagangan narkoba.

Stanislaus sepakat, bahwa rantai komando solid dan terukur dalam rangka perang terhadap narkoba harus dibangun oleh pemerintah saat ini. Pasalnya, kejahatan narkoba sama bahanya seperti tindak pidana teroisme yang memerlukan soliditas dan kerjasama lintas sektotal yang kuat.

“Dengan situasi ini maka tidak cukup hanya BNN saja yang melakukan pencegahan narkoba masuk ke Indonesia, perlu dilakukan kolaborasi antar lembaga misalnya BNN, Polri, BIN, TNI AL, dan Bakamla agar pencagahan bisa lebih maksimal,” kata Stanislaus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/6).

Di sisi lain, keterlibatan lembaga intelijen dan pengamanan laut oleh Bakamla menjadi penentu keberhasilan menggagalkan tsunami narkoba. BNN dan Polri hanya menangani persoalan narkoba setelah memasuki wilayah hukum Indonesia.

“Apalagi masuknya narkoba lebih banyak lewat jalur laut yang merupakan wilayah sangat luas dan sulit untuk diawasi semuanya dalam waktu bersamaan. Kolaborasi antar lembaga sangat penting,” tandas dia.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Masyarakat Tidak Perlu Panik, DPR Pastikan Distribusi Gas Melon Lancar

Senin, 10 Februari 2025 | 23:18

Polres Pelabuhan Belawan Tangkap Empat Pelaku Tawuran, Hasil Tes Urine Positif Narkoba

Senin, 10 Februari 2025 | 22:50

Dekatkan Dunia Usaha dengan Mahasiswa, UNHAS Gandeng Asprindo

Senin, 10 Februari 2025 | 22:31

Faizal Assegaf: Raja Kecil itu Bahlil

Senin, 10 Februari 2025 | 22:20

Polda Metro Jaya: Pers Berikan Manfaat Bagi Polisi dan Masyarakat

Senin, 10 Februari 2025 | 22:08

Ketua Komisi V: Anggaran IKN Diblokir Bukan Berarti Dihentikan

Senin, 10 Februari 2025 | 22:02

Jenderal Agus Subiyanto Rotasi 65 Pati, Paling Banyak Matra Angkatan Darat

Senin, 10 Februari 2025 | 21:56

Wariskan Banyak Masalah, Jokowi Harus Diseret ke Penjara

Senin, 10 Februari 2025 | 21:51

Tim Transisi Pramono-Rano Pastikan Warga Tak Terkendala Air Bersih

Senin, 10 Februari 2025 | 21:46

Ted Sioeng Akui Sempat Kabur ke Singapura, Diringkus di China

Senin, 10 Februari 2025 | 21:44

Selengkapnya