Berita

Pejabat milisi Unit Mobilisasi Populer (PMU), Qasim Muslih/Net

Dunia

Irak Bebaskan Qasim Muslih, Pejabat Senior Milisi Unit Mobilisasi Populer Yang didukung Iran

KAMIS, 10 JUNI 2021 | 07:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengadilan Irak membebaskan Qasim Muslih, seorang pejabat senior di milisi Unit Mobilisasi Populer (PMU) yang didukung Iran pada Rabu (9/6), dua minggu setelah dia ditangkap atas pembunuhan seorang aktivis pro-demokrasi.

Muslih ditangkap oleh intelijen polisi karena dicurigai memerintahkan pembunuhan terhadap Ihab al-Wazni, yang ditembak mati oleh orang-orang yang mengendarai sepeda motor menggunakan peredam pada 9 Mei lalu.

Setelah pembebasannya, pemimpin paramiliter itu disambut oleh kelompok Hashed-al-Shaabi yang dikenal pro-Iran di kota suci Syiah Karbala.

"Para hakim telah menegakkan keadilan, mereka telah mengakhiri penyelidikan mereka, mengakhirinya dengan pembebasan saya," kata Muslih, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Kamis (10/6).

Di kota yang sama di mana para pendukung Wazni bulan lalu berkumpul di sekitar peti matinya sambil meneriakkan "Iran keluar!", Muslih disambut sebagai pahlawan.

"Qassem telah kembali dengan kemenangan!" memproklamirkan spanduk yang diacungkan oleh pendukung yang melemparkan permen ke udara.

 "Ini adalah satu lagi kemenangan bagi Hashed melawan mereka yang menargetkannya di sini dan di luar negeri," kata Saad al-Saadi, seorang pejabat Hash di Karbala.

Namun sumber resmi pemerintah mengecam keputusan untuk membebaskan Muslih.

"Pemerintah memberikan semua bukti yang ada, tetapi hakim memutuskan untuk membebaskannya karena tekanan yang diberikan kepada mereka," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Muslih adalah kepala milisi PMU di provinsi Anbar. PMU adalah sekelompok milisi Syiah yang sebagian besar didukung oleh negara tetangga Iran, yang dianggap Amerika Serikat sebagai ancaman terbesar bagi keamanan di Timur Tengah.

Dia adalah pejabat tinggi pertama di kelompok berkuasa yang ditangkap terkait gelombang pembunuhan aktivis dan jurnalis pro-demokrasi yang dimulai pada 2019.

Aktivis pro-demokrasi sering digambarkan sebagai kaki tangan asing oleh faksi pro-Iran yang kuat di Irak.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya