Berita

Olimpiade Tokyo/Net

Dunia

Ahli: Jangan Sampai Olimpiade Tokyo Jadi Kesempatan Virus Corona Untuk Menyebar

SELASA, 08 JUNI 2021 | 10:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ahli virologi dari Universitas Tohoku Jepang, Hiroshi Oshitani memperingatkan pemerintah terhadap risiko penyebaran Covid-19 selama Olimpipade Tokyo.

Oshitani yang merupakan penasihat pemerintah menyebut pesta olahraga dunia tersebut tidak mungkin tanpa risiko penyebaran virus corona.

"Pemerintah dan panitia penyelenggara, termasuk IOC (Komite Olimpiade Internasional), terus mengatakan bahwa mereka menyelenggarakan Olimpiade dengan aman. Tapi semua orang tahu ada risiko. Ini 100 persen tidak mungkin untuk mengadakan Olimpiade tanpa risiko penyebaran infeksi di Jepang dan juga di negara-negara lain setelah Olimpiade," kata Oshitani, seperti dimuat Reuters, Selasa (8/6).

Oshitani menekankan, walaupun terdapat negara yang berhasil mengendalikan Covid-19 dan tidak memiliki varian virus corona. Namun sebagian besar negara belum mendapatkan vaksin.

"Jangan jadikan Olimpiade kesempatan untuk menyebarkan virus ke negara-negara ini," tambahnya.

Oshitani merupakan pakar kesehatan yang mengusulkan pendekatan 3C untuk pengendalian Covid-19 di Jepang, yaitu menghindari ruang tertutup, keramaian, dan kontak dekat.

Jepang tidak mengalami wabah eksplosif yang terlihat di tempat lain, tetapi telah mencatat hampir 760 ribu kasus Covid-19 dan lebih dari 13.500 kematian.

Akibat lonjakan infeksi, Tokyo dan beberapa wilayah lain berada di bawah keadaan darurat,

Pekan lalu, penasihat medis utama pemerintah, Shigeru Omi, mengatakan para ahli akan mengeluarkan pernyataan bersama terkait penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada 20 Juni, ketika keadaan darurat akan dicabut.

Pada awal pekan, serikat pekerja di pulau Hokkaido, di mana maraton Olimpiade akan diadakan, mengajukan petisi kepada gubernurnya untuk menyerukan agar Olimpiade dibatalkan.

Sebuah jajak pendapat oleh penyiar TBS minggu ini menunjukkan 55 persen menginginkan Olimpiade yang dijadwalkan pada 23 Juli untuk ditunda atau dibatalkan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya