Berita

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro/Net

Politik

Momentum Emas Keluar Dari Ketidakadilan Orde Baru Berlalu

SABTU, 05 JUNI 2021 | 16:20 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Demokrasi Indonesia menjadi satu tema yang masih trus disoroti peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.

Dalam webinar bertajuk "Quo Vadis Etika Pemerintahan Indonesia?" Siti Zuhro menyinggung soal masa transisi sistem politik tanah air yang terjadi setelah tahun 1998 atau pasca-reformasi.

Menurutnya, pasca-reformasi seharusnya demokrasi Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Utamanya dalam konteks sistem politik.

Namun berlalunya masa tersebut, justru dia melihat adanya problematika etis dan distorsi politik di Indonesia. Antara lain, ditenggarai oleh transisi politik yang tidak berjalan semestinya dari sistem otoriter menuju sistem demokrasi pasca-lengsernya Soeharto pada 1998.

"Semestinya (pasca-reformasi) menjadi momentum emas bagi bangsa Indonesia, untuk melakukan penataan dan atau perubahan menyeluruh atas format politik Orde Baru," ujar Siti Zuhro saat memaparkan dalam webinar yang diselenggarakan Sabtu (5/6).

Bahkan, sambungnya, momentum emas tersebut cenderung terlewati begitu saja karena berbagai faktor distortif itu sendiri. Namun, Siti tidak begitu rinci menjelaskan hal-hal yang membuat transisi politik ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Akan tetapi dia menyinggung soal reformasi institusi pemerintahan hingga penataan sistem politik yang menurutnya tidak berjalan tetap atau selaras dengan semangat reformasi itu sendiri.

"Baik yang mendahului berlangsungnya reformasi politik, pilihan-pilihan atas skema institusionalisasi politik itu sendiri, maupun inkoherensi serta inkonsistensi implementasinya dalam kehidupan demokrasi pasca pemilu-pemilu demokratis sejak 1999," demikian Siti Zuhro.

Turut hadir dalam acara webinar tersebut yakni Ketua Umum Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) Ridho Ficardo, Ketua Dewan Penasihat Pengurus Pusat MIPI Prof Ryaas Rasyid, Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat MIPI Prof Eko Prasojo dan Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya