Berita

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi/Net

Politik

Adhie Massardi: Jauh Sebelum Pandemi Keuangan BUMN Sudah Banyak Merugi

KAMIS, 03 JUNI 2021 | 12:12 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kerugian yang terjadi di tubuh badan usaha milik negara (BUMN) sudah terjadi sejah jauh hari sebelum pandemi Covid-19.

Kerugian itu terjadi, kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi karena tata kelola yang dilakukan mantan tim sukses yang tanpa kapasitas. Kerugian lantas semakin menjadi-jadi setelah pandemi terjadi.

“Saat Covid-19 mereka jadikan pelindung buat bancakan tidak ketahuan,” terangnya kepada wartawan, Kamis (3/6).

Pernyataan Adhie ini menanggapi sikap anggota Dewan Komisaris Garuda, Peter F. Gontha yang berkirim surat ke pimpinan agar gajinya sejak bulan Mei dihentikan hingga rapat pemegang saham mendatang.

Keuangan Garuda memang tengah bermasalah. Pensiun dini ditawarkan kepada hampir setengah karyawan untuk dijadikan solusi penanganan keuangan.

Adhie Massardi pun memuji sikap Peter F. Gonta. Dia bahkan menyarankan untuk mundur.  

“Biar Erick Thohir ganti posisi tanpa gaji dengan cebong atau BuzzeRp. Haha!” tutupnya.

Anggota Dewan Komisaris Garuda, Peter Gontha di akun Instagram pribadinya sempat mengunggah surat yang ditujukan kepada Dewan Komisaris Garuda Indonesia. Surat turut ditembuskan kepada Direktur Keuangan perusahaan dan ditandatangani pada Rabu kemarin (2/6).

Peter dalam isi suratnya, menyatakan bahwa penangguhan gajinya sejak bulan Mei kemarin sebaiknya dihentikan hingga rapat pemegang saham mendatang.

Peter juga mengungkap kondisi keuangan emiten dengan kode saham GIAA ini yang menurutnya bertambah kritis.

Karena dia mengatakan bahwa manajemen GIAA tidak melakukan penghematan biaya operasional yang terlihat dari tidak adanya upaya renegosiasi dengan lessor pesawat, hingga tidak adanya evaluasi atau perubahan penerbangan dan juga rute yang merugi.

Bahkan dia menyebutkan kalau kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan dan juga Kementerian BUMN itu tidak melibatkan Dewan Komisaris.

Selain itu juga jadwal kerja komisaris yang hanya 5 hingga 6 jam selama seminggu, ikut masuk dalam surat Peter.

Selain Peter Gontha, Anggota Komisaris lainnya yaitu Yenny Wahid juga mengambil langkah serupa. Yakni, dia menolak menerima gaji sebagai komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya