Berita

Vaksin Covid-19/Net

Dunia

Setelah Sentil Distribusi Vaksin, Korea Utara Terlambat Dapat Pasokan Dari COVAX

SELASA, 01 JUNI 2021 | 13:27 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pengiriman vaksin Covid-19 dari skema COVAX ke Korea Utara tertunda karena berlarut-larutnya konsultasi dengan Pyongyang. Itu juga terjadi setelah Pyongyang mengkritik sejumlah negara yang menguasai pasokan vaksin.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Selasa (1/6) menyebut seharusnya gelombang pertama pengiriman vaksin Covid-19 ke Korea Selatan dilakukan pada akhir Mei. Namun saat ini konsultasi masih dilakukan.

"Negara-negara yang menginginkan dukungan COVAX diharuskan mengadakan berbagai konsultasi dan menyerahkan beberapa dokumen termasuk rencana inokulasi," ujar seorang pejabat di kementerian, seperti dikutip Reuters.

"Tetapi dalam kasus Korea Utara, konsultasi semacam itu telah diperpanjang dan tampaknya pengiriman akan dilakukan lebih lambat dari yang direncanakan sebelumnya," tambahnya.

Skema COVAX ditujukan untuk mengamankan vaksin untuk negara-negara miskin. Skema tersebut mengalokasikan hampir 2 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Korea Utara.

Pihak Korea Utara belum mengomentari konsultasi terkait vaksin yang disediakan oleh COVAX. Hal yang sama juga dilakukan oleh GAVI yang memimpin skema COVAX bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),

Bulan lalu, dijelaskan pengiriman vaksin COVAX belum dilakukan ke Korea Utara karena kurangnya kesiapan teknis dan kurangnya pasokan vaksin global.

Sementara itu, di Majelis Kesehatan Dunia (WHA) pada pekan lalu, Korea Utara menyebut sejumlah negara mendominasi pasokan vaksin yang menyebabkan kemacetan dan egoisme nasional.

"Beberapa negara membeli dan menyimpan vaksin lebih dari kebutuhan mereka ketika negara lain bahkan tidak bisa mendapatkannya," ujar pihak Korea Utara.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya