Berita

Presiden AS Joe Biden/Net

Muhammad Najib

Langkah Joe Biden Pasca Gencatan Senjata Israel-Hamas

SELASA, 25 MEI 2021 | 15:19 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

AMERIKA Serikat terus mendorong Mesir sebagai mediator, dalam rangka mempertahankan gencatan senjata tanpa syarat antara Israel-Hamas yang berlaku efektif sejak Jumat (21/5/2021).

Ada dua hal yang dilakukan Kairo; Pertama, mengirimkan tim ke Gaza dan Tel Aviv, untuk meyakinkan kedua belah pihak pentingnya mempertahankan gencatan senjata bagi keduanya.

Kedua, membuka pintu gerbang Rafah untuk dijadikan pintu masuk dari Mesir ke Gaza, berbagai bantuan kemanusiaan, seperti: makanan, obat-obatan, dan keperluan sehari-hari, yang datang dari seluruh dunia, baik atas nama negara maupun lembaga amal.

Setelah itu, Washington mengirim Menlunya Antony Blinken untuk mengunjungi Timur Tengah, dalam rangka menemui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan Otoritas Palestina di Tepi Barat, disamping menemui para pemimpin Arab tetangga Israel, sebagai upaya membangun landasan yang kondusif  bagi penyelesaian jangka panjang yang bersifat permanen.

Presiden Joe Biden berkali-kali mengutarakan, bahwa penyelesaian masalah Palestina-Israel dengan formula Two States Solution, merupakan pilihan yang paling rasional dan realistis. Keputusan ini sejalan dengan pandangan PBB dan mayoritas negara di dunia.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, pada waktu berdekatan, Washington juga mengirim Kenneth F. McKenzie yang menjabat sebagai Kepala Pusat Komando Pasukan Amerika (CENTOM), untuk menemui sejumlah pemimpin Arab di Timur Tengah, untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Amerika akan menarik pulang sebagian besar pasukannya dari kawasan ini, dan hanya menyisakannya sampai pada tingkat minimal.

Setelah selama sepekan melakukan perjalanan, kepada TV berita berbahasa Arab Al Arabiya, McKenzie mengungkapkan adanya kekhawatiran dari sejumlah pemimpin Arab yang menjadi sahabat Amerika terhadap kebijakan ini yang perlu ia yakinkan.

McKenzie juga menyinggung kebijakan baru Amerika dengan mengalihkan perhatiannya dari Timur Tengah ke wilayah Asia Pasifik, terkait dengan meningkatnya ancaman terhadap Amerika yang datangnya dari Tiongkok.

Hal ini sejalan dengan agenda Joe Biden yang berusaha membendung kemajuan China yang terus menghantui peran dominan Amerika di tingkat global.

Menurut Kishor Mahbubani mantan duta besar Singapura di PBB yang kini menjadi gurubesar di National University of Singapore (NUS), walaupun secara ekonomi China masih di bawah Amerika, akan tetapi hanya masalah waktu saja untuk bisa menyalip kemudian menempatkan Beijing menjadi yang nomor satu.

Setelah berhasil memajukan ekonominya di dalam negeri, kini Tiongkok mengembangkan mega proyek ekonomi global yang berbasis pada pembangunan infrastruktur yang diberi nama OBOR atau BRI. Sebuah model kerjasama dengan prinsip kemajuan bersama yang sangat menarik bagi parnernya.

Mahbubani menilai prinsip yang tanpa syarat politik ini, sangat efisien dan efektif dibanding model yang dikembangkan Amerika yang sangat mahal, menuntut prasyarat politik dan HAM yang sifatnya sangat subyektif, bahkan tidak jarang disertai pendekatan intimidatif militeristik.

Jika OBOR/BRI sukses, maka dalam jangka panjang secara alamiah Amerika akan termarjinalisasi. Joe Biden tampaknya menyadari semua ini. Karena itu, dia sedang berusaha mengubah strategi ekonomi dan politiknya di tingkat global.

Apakah AS akan sukses atau gagal, sangat ditentukan oleh kemampuan Gedung Putih mengendalikan Tel Aviv yang menjadi anak emasnya di Timur Tengah, yang seringkali bertindak mengacaukan agenda besar Washington.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Prabowo Tegaskan Pentingnya Retret Kepala Daerah: Yang Ragu-ragu Mundur!

Kamis, 20 Februari 2025 | 13:33

Pramono-Rano Harus Libatkan Masyarakat Betawi Bangun Jakarta

Kamis, 20 Februari 2025 | 13:29

Apple Luncurkan iPhone 16e untuk Dongkrak Penjualan, Segini Harganya

Kamis, 20 Februari 2025 | 13:22

Absen di Sertijab Gubernur DKI Jakarta, Jokowi Disoraki

Kamis, 20 Februari 2025 | 13:16

Nikita Mirzani Resmi Tersangka Pemerasan

Kamis, 20 Februari 2025 | 13:16

Manajemen Demokrasi

Kamis, 20 Februari 2025 | 13:08

Lalin Depan Istana Padat Merayap Usai Pelantikan Kepala Daerah

Kamis, 20 Februari 2025 | 12:58

Prabowo Harus Segera Pecat 'Raja Kecil'

Kamis, 20 Februari 2025 | 12:48

Konser Dua Hari Non Stop Band Rock Legendaris Dunia Guncang Jakarta

Kamis, 20 Februari 2025 | 12:44

Prabowo Salami 961 Kepala Daerah yang Baru Dilantik

Kamis, 20 Februari 2025 | 12:38

Selengkapnya