Berita

USS Curtis Wilbur/Net

Dunia

China: Kapal Perang AS Masuki Perairan Teritorial Di Laut China Selatan Tanpa Izin

KAMIS, 20 MEI 2021 | 13:03 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China menyebut kapal perang Amerika Serikat (AS) telah memasuki perairan teritorialnya di Laut China Selatan secara ilegal.

Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat pada Kamis (20/5) mengatakan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, USS Curtis Wilbur, telah memasuki perairan dekat Kepulauan Paracel tanpa izin.

Dikutip dari Reuters, komando juga menyebut terdapat kapal dan pesawat yang mengikuti USS Curtis Wilbur.

Mereka menambahkan bahwa China menentang tindakan AS yang melanggar kedaulatannya dan merusak perdamaian serta stabilitas regional.

Sehari sebelumnya, China juga mengecam AS karena telah mengancam perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan setelah USS Curtis Wilbur berlayar di jalur perairan sensitif tersebut.

Armada Ketujuh Angkatan Laut AS mengatakan bahwa USS Curtis Wilbur melakukan transit rutin di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional.

"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," ujarnya.

Sementara seorang jurubicara Komando Teater Timur China menyatakan penentangan yang kuat dan mengutuk tindakan tersebut.

"Tindakan AS mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dengan sengaja mengganggu situasi regional dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," tegasnya.

Hampir setiap bulannya, Angkatan Laut AS melakukan operasi semacam itu, yang membuat geram China.

Ketegangan militer antara Taiwan dan China telah meningkat selama setahun terakhir, dengan Taipei mengeluhkan Beijing berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.

Beberapa dari aktivitas tersebut dapat melibatkan banyak pejuang dan pembom.

China mengatakan aktivitasnya di sekitar Taiwan ditujukan untuk melindungi kedaulatan China. Pemerintah Taiwan mengecamnya sebagai upaya intimidasi.

Sementara AS, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya