Berita

Presiden Joko Widodo bersama putrinya, Kahiyang Ayu/Net

Suluh

Pegawai KPK Perlu Contoh Kahiyang Ayu Yang Tidak Minta Bantuan Jokowi Usai Gagal Tes ASN

SELASA, 18 MEI 2021 | 15:03 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

Polemik hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) bagi pegawai KPK menjadi topik perbincangan hangat di negeri ini. Bahkan Presiden Joko Widodo pun harus ikut bicara atas nasib yang hanya menyangkut 75 pegawai tersebut.

Polemik muncul saat 75 pegawai KPK, konon penyidik senior Novel Baswedan termasuk, gagal lolos dalam TWK yang digelar oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).  

Tes digelar BKN bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis TNI, Pusat Intelijen Angkatan Darat, Dinas Psikologi TNI Angkatan Darat, da Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tes tersebut bertujuan untuk pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN sebagaimana perintah dari UU 19/2019 tentang Perubahan Kedua UU 30/2002 tentang KPK.

Total ada 1.351 pegawai yang harus alih status dan mengikuti TWK. Hasilnya 1.274 pegawai memenuhi syarat (MS), 75 pegawai tidak memenuhi syarat (TMS), dan 2 orang berhalangan saat tes.

Polemik muncul setelah ada opini yang berkembang menyebut bahwa TWK merupakan alat negara untuk menyingkirkan orang yang kredibel. Bahkan Novel Baswedan yang disebut-sebut juga gagal lolos mengatakan, TWK adalah alat untuk menyingkirkan dirinya dan 74 pegawai KPK yang kritis dan berintegritas.

Presiden Joko Widodo pun turun tangan atas polemik tersebut. Dia membawa dua pesan. Pertama penegasan bahwa hasil tes tidak serta merta menjadi dasar pemberhentian pegawai KPK yang tidak lolos tes.

Sementara yang kedua adalah pengalihan status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) harus menjadi bagian untuk pemberantasan korupsi yang lebih sistematis.

Namun demikian hanya pesan pertama yang di-highlight oleh para pengkritik KPK. Bahwa mereka yang gagal lolos masih punya kesempatan. Setidaknya TWK yang digelar BKN kemarin bisa dianggap sebatas formalitas. Atau bisa juga KPK punya “keistimewaan” sehingga diberi keringanan oleh presiden.

Tentu menarik jika kemudian membandingkan apa yang terjadi pada pegawai KPK ini dengan Kahiyang Ayu, putri Presiden Joko Widodo.

Di mana Kahiyang Ayu ternyata pernah mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Tapi hasilnya, Kahiyang dinyatakan gagal dan tidak berhak menjadi seorang ASN.

Fakta ini terkuak saat Debat Pilpres 2019 lalu. Jokowi dengan lugas menyebut bahwa anaknya berlaku jujur dan tidak melakukan kecurangan dengan meminta ayahnya yang seorang presiden untuk turun membantu.

Cerita ini disampaikan Jokowi untuk memastikan bahwa proses seleksi ASN di era pemerintahannya sudah berjalan transparan dan akuntabel.

Fakta terkuak bahwa istri Walikota Medan, Bobby Nasution itu memang mengikuti seleksi CPNS sebagai Pemeriksa Pertama Pemerintah Kota Surakarta di tahun 2017.

Nilai tes Kahiyang saat itu adalah 300. Rinciannya, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) 50, Tes Intelegensia Umum (TIU) 95, dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) 155.

Sementara passing grade atau batas peserta dinyatakan lolos saat itu adalah 70 untuk TWK, 75 untuk TIU, dan 126 untuk TKP.

Artinya, Kahiyang sama seperti pegawai KPK yang gagal dalam TWK. Bedanya, Kahiyang tidak merasa dirinya paling kredibel dan berintegritas, sehingga meminta sang ayah, yang sedang menjabat presiden untuk membantunya lolos.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya