Berita

Warga Palestina di Gaza kehilangan tempat tinggal setelah rumah mereka hancur dalam serangan Israel/AP

Dunia

Veto DK PBB Ditambah Jual Senjata Ke Israel, AS Mulai Menunjukkan Wajah Buruknya

SELASA, 18 MEI 2021 | 14:15 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) mendapatkan banyak kecaman setelah dilaporkan menyepakati paket penjualan senjata senilai 735 juta dolar ke Israel ketika Tel Aviv membombardir Jalur Gaza.

Berdasarkan laporan The Washington Post pada Senin (17/5), AS telah menyetujui penjualan senjata berpemandu presisis, Joint Direct Attack Munitions (JDAM) ke Israel sepekan sebelum serangan udara berlangsung ke Jalur Gaza.

JDAM merupakan bom berpemandu GPS buatan Boeing yang dilengkapi dengan pemandu laser dan inersial. Senjata ini diluncurkan dari pesawat tempur maupun pesawat pembom ringan.


Sejumlah pihak telah mengecam AS karena kesepakatan tersebut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Presiden AS Joe Biden
"menulis sejarah dengan darah" lewat kesepakatan tersebut.

Kelompok hak asasi manusia, Amnesty International, juga mengecam kesepakatan tersebut.

"Dengan memasok senjata yang dapat digunakan untuk melakukan kejahatan perang, pemerintah AS mengambil risiko memicu serangan lebih lanjut terhadap warga sipil dan melihat lebih banyak orang terbunuh atau terluka oleh senjata AS,” ujar Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philippe Nassif, seperti dikutip Al Jazeera.

Kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Zarif juga menyoroti bagaimana AS memveto pernyataan bersama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) untuk mengecam kekerasan Israel dan menyerukan gencatan senjata dalam tiga sesi darurat yang digelar dalam sepekan.

"Ketika amunisi buatan AS menghujani orang-orang Palestina yang tidak bersalah, AS memberikan 735 juta dolar lagi dalam bentuk rudal presisi kepada Israel untuk membunuh lebih banyak anak dengan lebih presisi," cuitnya di Twitter.

"Kemudian AS memblokir pernyataan DK PBB yang paling ringan," tambah dia.

"Dunia sedang menyaksikan saat Israel dan pendukungnya menunjukkan wajah buruk mereka," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya