Berita

Dutabesar Turki untuk PBB Feridun Sinirlioglu/Net

Dunia

Kritik DK PBB Yang Lamban, Turki: Butuh Berapa Lama Lagi Kita Harus Melihat Pembantaian Manusia Di Palestina?

SENIN, 17 MEI 2021 | 15:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi pernyataan bersama terkait isu Palestina dan Israel tidak dapat diterima.

Demikian yang disampaikan oleh Dutabesar Turki untuk PBB Feridun Sinirlioglu dalam pernyataan tertulisnya ke DK PBB, terkait sesi pertemuan darurat yang tidak menghasilkan pada Minggu (16/5).

"Kegagalan untuk mengadopsi, bahkan pernyataan pers, tentang masalah yang telah menjadi agenda Dewan sejak hampir dimulai sama sekali tidak dapat diterima," ujarnya, seperti dikutip Anadolu Agency.

Lewat pernyataannya, Sinirlioglu mengutuk keras agresi Israel, termasuk serangan udara, terhadap warga Palestina dan menyampaikan belasungkawa kepada bangsa Palestina atas hilangnya nyawa, termasuk bayi dan anak-anak.

Ia juga mengecam serangan Israel terhadap sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza. Menurutnya serangan terhadap sekolah merupakan kejahatan perang.

“Sejak dimulainya agresi Israel, lebih dari 40 anak telah meninggal di Gaza. Jika ruang kelas yang penuh dengan anak-anak diledakkan di tempat lain, berapa hari yang dibutuhkan Dewan ini untuk mengadakan pertemuan publik?" tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengkritik DK PBB yang lamban, bahkan belum menghasilkan apapun setelah 10 hari dimulainya serangan Israel.

"Apa yang bisa membenarkan kelambanan Dewan saat ini dalam menghadapi pembantaian manusia yang disiarkan langsung di TV?" kata Sinirlioglu.

Sinirlioglu mencatat, tetap diam dalam menghadapi serangan sembarangan Israel terhadap Palestina hanya berfungsi untuk mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meluncurkan operasi perang terbesar sejak 2014.

Untuk itu, itu meminta DK PBB untuk segera menghentikan serangan Israel terhadap Palestina.

"Itu juga harus memaksa Israel untuk segera mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk ribuan pengungsi Palestina," tegasnya.

Dalam pertemuan pada Minggu atau sesi darurat ketiga dalam sepekan terakhir, dewan gagal menghasilkan pernyataan lantaran mendapatkan veto dari AS.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya