Berita

Mensos Tri Rismaharini sata temui awka media/RMOL

Politik

Penjelasan Risma, 21 Juta Data Ganda Diselesaikan Bersama Polri, BPK, KPK, Kejagung Dan BPKP

SENIN, 17 MEI 2021 | 13:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kementerian Sosial (Kemensos) selalu melibatkan stakeholder terkait dalam dalam hal ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pelibatan beberapa lembaga negara itu untuk menyelesaikan persoalan adanya data ganda, termasuk temuan 21 juta data ganda yang telah dilaporkan ke KPK pada Jumat (30/5) lalu.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, saat ada masalah pihaknya selalu melibatkan beberapa pihak untuk rapat bersama.


Kata mantan Walikota Surabaya itu, setiap akan mengambil kebijakan selalu ada Polri, Kejagung, KPK dan beberapa lembaga lain.

"Nanti sekali-kali temen-temen ikut didalam itu pasti ada Polri, Kejagung, BPKP, KPK, BPK, nah itu pasti ada, selain Kementerian yang lain. Jadi kita rutin Rakor termasuk rapat Mingguan," kata Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/5).

"Jadi ini padan dengan Dukcapil apa, masalahnya apa, masalahnya apa, kita sering rapat rutin gitu," imbuhnya.

Risma menuturkan, persoalan data ini telah ditemukan sejak 2015 ia konsen pada masalah data. Dengan begitu, tegas Risma, bukan hanya satu tahun terkahir saja persoalan data ini.

"Disitu semua ada temuannya. Jadi ditemukan oleh BPK, BPKP, KPK," kata dia.

"Dari situ temen-temen enggak tahu saja aku sering konsultasi ke BPKP, karena disana enggak ada media, nah di KPK banyak sehingga saya dimuat. Sebetulnya, saya sering konsultasi karena ini ada temuan ini bagaimana menyelesaikan ini," sambungnya.

Atas dasar itu, Risma menyatakan, pihaknya terus berupaya menyelesaikan data ganda tersebut dengan stakeholder terkait. Sebab, Menteri asal PDI Perjuangan ini akan membenahi data-data yang ganda itu.

"Dan saya kalau ngadakan rapat itu mereka saya undang semua. Jadi misalkan saya menemukan apa saya komunikasikan bagaimana pun. Temuan yang dilakukan oleh lembaga yang memeriksa itu harus Kementerian tindak lanjuti untuk menyelesaikannya. Jadi tidak dibiarkan saja gitu. Nah, ini saya coba selesaikan," kata Risma.

"Yang double kita tunjukkan doublenya, jadi mana dia nomer berapa nerima berapa kali, kemudian kita ambil dia tetep dapet, tapi yang sesuai aturan kita ambil, tetap kita ambil, dia enggak kita hapus, tapi yang sisanya yang dia sampai dapat ada 9 ada yang 39, nah itu kan harus dihapus gitu kan, karena kalau enggak ya siapapun bisa saya juga main-main dengan data itu," imbuh dia.

Pada Jumat (30/4) lalu, Menteri Sosial RI Tri Rismaharini melaporkan temuan data ganda penerima bansos ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Total ada lebih dari 21 juta data warga yang ganda.

Bahkan Anggota Komisi III DPR RI fraksi Demokrat Benny Kabur Harman merasa heran dengan Pemerintah yang terkesan santai terkait adanya data ganda yang mencapai 21 juta.

Padahal menurutnya, hal itu rawan dikorupsi sebagaimana Mensos sebelumnya yang terjerat rasuah bantuan sosial Covid-19.

"Ini yang dilaporkan Risma ke KPK, 21 juta data ganda penerima bansos. Jika laporan Risma betul, KPK harus kuat dan tegar. Inilah kejahatan extra ordinary itu," ujar Benny dala akun Twitter pribadinya, Sabtu (1/5).

"Di era Jokowi berkuasa. Lebih kejam dari teroris. Curi uang rakyat di siang hari bolong," tandas anggota Komisi III DPR itu di twit yang sama.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya