Berita

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam/Net

Dunia

Wanita Keturunan India Jadi Target Kekerasan, Singapura Nyalakan Alarm Bahaya Rasisme

RABU, 12 MEI 2021 | 09:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dalam beberapa hari terakhir, perhatian publik dan pemerintah Singapura disedot dengan insiden kekerasan berlandaskan ras terhadap seorang wanita keturunan India.

Seorang wanita keturunan India dilaporkan telah ditendang di dada dan menjadi sasaran menghinaan ras karena tidak memakai masker saat berjalan pada Jumat (7/5).

Wanita berusia 55 tahun itu diketahui sudah menjadi warga negara Singapura selama 25 tahun.

Insiden tersebut sontak memicu kecaman dari Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan para pejabat tinggi lainnya. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Menteri Hukum dan Dalam Negeri K Shanmugam pada Selasa (11/5) menyalakan alarm bahayanya rasisme. Ia mengatakan, Singapura akan gagal jika membiarkan rasisme dan xenofobia menjadi hal yang lazim. Lantaran itu sangat bertentangan dengan masyarakat Singapura yang multiras.

Di Parlemen, Shanmugam menjelaskan, insiden yang terjadi pada Jumat merupakan situasi yang muncul terkait dengan pandemi. Pihak berwenang sendiri akan mengambil langkah setelah penyelidikan dilakukan.

"Tekanan ekonomi di seluruh dunia telah menyebabkan populisme dan populis telah mencari keuntungan politik dengan mengeksploitasi ketakutan masyarakat atas pekerjaan dan ketidakamanan ekonomi, menyalahkan orang asing, menyalahkan imigran, atas semua masalah negara mereka," jelasnya.

Menurutnya, situasi tersebut mendorong rasisme dan xenofobia yang sangat berbahaya bagi Singapura.

“Karena yang pertama, itu adalah ekspatriat India. Nanti baru orang India Singapura," tambahnya, mengingat tidak semua bisa membedakan antara orang India yang lahir di Singapura dan yang lahir di luar negeri.

Ia juga menyoroti berbagai komentar yang mengobarkan anti-rasisme di dunia maya, yang menyebut orang India sebagai "kecoak" dan "pemerkosa".

"Kita harus malu atas kebebasan berbicara mengizinkan komentar seperti itu. Perilaku buruk dan ekspresi rasisme terbuka, saya mengundang semua orang di sini untuk mengutuk," tegasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya