Berita

Dr. Muhammad Najib/Net

Muhammad Najib

Israel, Amerika, Dan Dunia Islam

SABTU, 08 MEI 2021 | 12:13 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

ISREAL adalah anak emas Amerika Serikat. Sejak berdirinya, apa saja yang diminta Tel Aviv sulit sekali ditolak Washington. Pada tingkat tertentu, sampai-sampai bisa dikategorikan sebagai pemerasan satu negara terhadap negara lain.

Yang menarik untuk diperhatikan dalam perspektif politik, negara Zionis yang secara fisik, kapasitas ekonomi, politik, maupun militer sangat kecil ini, juga sering bertindak seperti anak nakal yang selalu mengganggu warganya yang beragama non Yahudi atau yang beretnis Arab, disamping negara-negara tetangganya Arabnya.

Walaupun negara ini sebenarnya sangat ringkih, akan tetapi selalu mencoba menutupi berbagai kelemahannya dengan tampil penuh percaya diri, seolah hebat dalam segala hal. Saat menghadapi masalah atau saat terjepit, kemudian berlindung di balik jubah bapaknya, dan tidak jarang menggunakan tangan sang bapak untuk menggebuk lawan-lawannya.


Israel berulangkali, bukan saja melanggar hukum internasional baik terkait tindakan militer maupun pelanggaran HAM, akan tetapi terus bertindak seakan kebal hukum. Entah sampai kapan dunia bisa diam sembari menggerutu menahan amarah menyaksikan semua ini.

Mungkin saja belum disadari, semua tindakan arogan negara Zionis ini harus dibayar sangat mahal. Para petinggi di Tel Aviv telah memupuk kebencian masyarakat internasional termasuk warga Inggris dan Amerika yang negaranya selama ini selalu mendukungnya.

Mungkin terlalu berlebihan jika membayangkan peristiwa seperti Holocaust, yang terjadi akibat kemarahan masyarakat Eropa atas komunitas Yahudi di sana, kembali terjadi di Timur Tengah dalam waktu dekat. Akan tetapi, tanda-tanda kemarahan serupa masyarakat internasional kini mulai muncul ke permukaan dalam berbagai bentuk.

Alasan negara-negara Eropa menghadirkan negara Yahudi di jantung dunia Islam, sebenarnya sebagai bagian dari upaya menebus dari rasa bersalah karena telah membantai begitu banyak warga Yahudi di daratan Eropa, yang dari segi jumlah dan cara sudah bisa dikategorikan sebagai genosida.

Pada saat bersamaan, negara-negara Barat pemenang perang dunia ke-2, memiliki kepentingan strategis di kawasan yang sangat kaya dengan minyak dan gas ini, agar tetap bisa dikendalikannya, baik secara ekonomi, politik, maupun militer.

Dalam batas tertentu, tujuan ini telah dicapainya. Akan tetapi, justru akibat berbagai tindakan yang tidak terkendali dari Israel, telah merugikan kepentingan negara-negara Barat sendiri. Tampaknya bagian ini, diluar kalkulasi ataupun perencanaan mereka. Karena Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan sejumlah negara di Eropa tampak sedang mengkalkulasi ulang.

Kini negara-negara Eropa tersebut secara berangsur mulai mengurangi keberpihakannya kepada negara Zionis ini menjadi lebih rasional dan proporsional. Hanya Amerika, khususnya saat Donald Trump berkuasa, berhasil dieksploitasi habis-habisan oleh Israel, sampai-sampai mengorbankan kepentingan nasionalnya sendiri.

China tampaknya sudah melihat salah satu kelemahan Amerika ini, kemudian memanfaatkannya dengan cara membantu negara-negara di Timur Tengah, khususnya secara ekonomi dan politik, yang menderita akibat berbagai sanksi dan kebijakan  unilateral Washington yang dikendalikan Tel Aviv.

Walaupun Biden menyadari hal ini, akan tetapi pasti ia tidak akan berani  meninggalkan anak emas Amerika ini. Yang bisa ia lakukan hanyalah, bagaimana mengurangi ulah Israel yang seringkali merugikan kepentingan nasional negaranya, agar Amerika bisa memenangkan pertarungannya di tingkat global melawan raksasa baru bernama China yang kini menantangnya.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya