Ekonom senior, Faisal Basri/Net
Masuknya 171 warga negara (WN) China pada Kamis (6/5) saat larangan mudik berlangsung tidak bisa dianggap sepele. Apalagi, dua hari sebelumnya juga telah masuk sebanyak 85 orang WN China.
Ekonom senior, Faisal Basri mencatat, selama Maret 2021, pekerja asing asal China masuk sebanyak 2.513 orang lewat bandara Sam Ratulangi. Angka ini naik lebih 2 kali jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 1.027 orang.
“Itu jumlah yang terlacak. Kenyataannya boleh jadi lebih banyak,†ujarnya lewat akun Twitter pribadi yang dilihat redaksi, Jumat (7/5).
Menurutnya, fenomena ini menunjukkan bahwa dari belahan barat Indonesia hingga belahan timur telah dijejali oleh para tenaga kerja asing (TKA) China.
Faisal Basri lantas mengingatkan jumlah pengangguran di tanag air yang didominasi kelompok usia muda. Pada Februari 2021, ujarnya, pengangguran tertinggi adalah pada kelompok usia muda (15 hingga 24 tahun), yaitu 18,03 persen atau naik dari 16,31 persen pada Februari 2020.
“Penganggur lulusan SMK tertinggi (11,45 persen), menyusul SMA (8,55 persen), Universitas (6,97 persen), dan Diploma I/II/III (6,61 persen),†urainya.
Menurut Faisal, jika penganggur di negeri ini didominasi anak muda yang relatif berpendidikan tinggi, maka mereka berpotensi jadi sasaran empuk untuk direkrut jadi teroris.
Dia mengingatkan bahwa semua negara yang bergejolak di Timur Tengah atau yang dikenal dengan Arab Spring berciri sama, yaitu penganggur usia mudanya sangat tinggi.
Lebih lanjut, Faisal Basri menyinggung UU Cipta Kerja yang dibanggakan pemerintah. Nyatanya, UU tersebut mampu menciptakan lapangan kerja, tapi warga asing.
Berdasarkan uraian fenomena di atas, Faisal Basri menyimpulkan bahwa rezim saat ini sedang mencoba untuk menggali kubur sendiri.
“Rezim yang sedang berkuasa sedang menggali untuk kuburnya sendiri,†tutupnya.