Berita

Menlu AS Antony Blinken/Net

Dunia

Diplomat G7 Bidik China-Rusia Hingga Belarusia Terkait Isu Pelanggaran HAM Dan Kekerasan

JUMAT, 07 MEI 2021 | 14:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para diplomat papan atas dari negara-negara G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang isinya menyoroti China dalam sejumlah masalah yang mengganggu. Mulai dari dugaan pelanggaran hak asasi manusia hingga tindakannya di Taiwan dan serangan di dunia maya.

"Kami mendorong China, sebagai kekuatan utama dan ekonomi dengan kemampuan teknologi canggih, untuk berpartisipasi secara konstruktif dalam sistem internasional berbasis aturan," kata pernyataan itu, yang secara khusus menjelaskan perlakuan Beijing terhadap Muslim Uighur, seperti dikutip dari Japan Times, Jumat (7/5).

“Kami terus sangat prihatin tentang kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan di Tibet. Terutama penargetan Uighur, anggota kelompok etnis dan agama minoritas lainnya, dan keberadaan jaringan kamp 'pendidikan ulang politik' berskala besar, ​​dan laporan sistem kerja paksa dan sterilisasi paksa," kata para menteri setelah dua hari pembicaraan di London.

Selain China, dokumen tersebut juga membidik tindakan Rusia yang dianggap 'merusak sistem demokrasi negara lain, aktivitas dunia maya yang berbahaya, dan penggunaan disinformasi'.

G7 juga memperbarui seruan kepada Rusia untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia dalam meracuni Alexey Navalny.

Pernyataan itu juga menyentuh Belarus dan krisis politik dan hak asasi manusia di sana pasca pemilihan presiden Agustus 2020 yang dianggap curang.

Selain itu, mereka juga mengutuk kudeta di Myanmar, dan menegaskan kembali komitmen untuk mencapai pemulihan penuh kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.

Ini juga secara tegas mendukung partisipasi berarti di Taiwan dalam Forum Organisasi Kesehatan Dunia.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya