Berita

Aksi protes anti-pemerintah di Kolombia/Net

Dunia

Protes Kolombia: Tuntutan Pengunjuk Rasa Meluas, Kekerasan Aparat Keamanan Meningkat

KAMIS, 06 MEI 2021 | 14:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Kolombia terus berlanjut, dengan laporan kekerasan dari aparat keamanan yang meningkat.

Rabu (5/5), menjadi aksi protes hari ke-8 berturut-turut di Kolombia. Polisi anti huru hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan protes di Bogota.

Protes dipicu oleh proposal reformasi pajak yang menurut pemerintah bertujuan untuk menstabilkan ekonomi yang dihantam pandemi Covid-19. Namun warga kelas menengah dan pekerja menyebut reformasi pajak hanya akan menguntungkan orang kaya.

Pemerintahan Presiden Ivan Duque pada Minggu (2/5) telah menarik proposal tersebut. Menteri keuangan juga telah mundur sehari setelahnya.

Meski begitu, dilaporkan Al Jazeera, aksi protes masih berlanjut, di mana tuntutan pengunjuk rasa meluas. Beberapa di antaranya adalah seruan penarikan reformasi kesehatan dan jaminan pendapatan dasar 1 juta peso untuk warga Kolombia.

“Ya, mereka telah mencabut reformasi, tetapi mereka tidak mengubahnya. Kita tidak bisa membiarkan pemerintahan Duque ini terus mempersulit kita yang paling miskin,” kata pekerja serikat buruh berusia 48 tahun, Olga Cabos, yang ikut dalam aksi protes di Bogota sejak 28 April lalu.

Sementara itu, menurut profesor politik dari Universitas Rosario Bogota, Arlene Tickner, aksi protes tersebut menunjukkan berbagai keluhan masyarakat terhadap pemerintahan Duque.

“Meskipun reformasi pajak adalah percikan awal, protes saat ini di Kolombia mencerminkan berbagai keluhan sosial, politik dan ekonomi yang akan sulit ditangani oleh pemerintah Duque dengan skrip yang ada untuk dialog nasional,” kata Tickner.

Berdasarkan data dari ombudsman hak asasi manusia Kolombia, terdapat 24 orang yang tewas sejak aksi protes dimulai. Sementara LSM lokal, Temblores memperkirakan sudah ada 37 orang tewas.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya