Berita

Ilustrasi KKB Papua/Net

Pertahanan

Penetapan KKB Papua Teroris Tepat, Pemerintah Diingatkan Tidak Kelola Konflik Berbasis Dendam

SELASA, 04 MEI 2021 | 05:40 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah telah menetapkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sebagai teroris.

Pengamat intelijen, keamanan dan pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai keputusan pemerintah sudah dipertimbangkan secara matang.

Nuning mengingatkan pemerintah harus siap dengan konsekuensi dampak dari kebijakan keamanan yang sudah dikeluarkan.


Menurut Nuning pemerintah juga perlu melakukan propaganda dan kontra propaganda yang terukur, efektif dan tepat sasaran.

"Melalui hal tersebut, maka konstruksi sosial-politik yang membentuk opini publik dapat meminimalisir dukungan kepada kelompok insurgensi," demikian kata Nuning saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/5).

Dalam analisa Nuning, KKB Papua kerap melakukan propaganda dengan media lokal dan internasional, serta mobilisasi massa dan demonstrasi dengan mengeksploitasi isu ketimpangan pembangunan, referendum, dan pelanggaran HAM.

Ia meminta pemerintah mampu mengimbangi dengan komunikasi yang lebih intensif. Baik dengan Pemerintah Daerah, MPR dan juga DPR.

Secara khusus, Nuning menyebutkan para pengungsi yang menurutnya tidak berdosa harus dilindungi.

"Tentu mereka dicekam ketakutan juga, hal ini harus ditanggulangi. Penyelesaian masalah Papua seyogyanya tidak dikelola base on dendam satu ke dendam yang lain," tandas Nuning.

Sejauh pengamatan Nuning, gerakan separatisme di Papua memiliki jaringan yang sangat terfragmentasi. Artinya, tidak terdapat satu komando yang terstruktur dan setiap kelompok memiliki pimpinan sendiri.

"Organisasi yang structure-less ini disebabkan faktor sosial budaya pada masyarakat Papua yang masih kental dengan semangat primordial kesukuan. Lembaga Adat sangat berperan di Papua," demikian uraian Nuning.

Apalagi, kondisi konflik Papua yang tak pernah usai sangat mengherankan. Mengingat, berbagai pendekatan politik, ekonomi, sosial dan budaya sudah dilakika pemerintah.
 
"Jaringan bersenjata ini beranggotakan masyarakat yang terikat kesukuan dengan persenjataan terbatas," pungkas Nuning.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya