Berita

Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay/Net

Politik

Risma Laporkan 21 Juta Data Ganda Bansos, Saleh Daulay: Penanggung Jawab Pendataannya Siapa?

MINGGU, 02 MEI 2021 | 12:57 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Langka Menteri Sosial Tri Rismaharini melaporkan 21 juta data ganda penerima bansos ke KPK menuai pro kontra di masyarakat. Ada yang mengapresiasi, tidak sedikit juga yang justru menaruh curiga bahwa selama ini ada kongkalikong pihak tertentu dengan Kemensos soal pengadaan bansos

Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay berpendapat soal data kemiskinan memang masih bermasalah. Menurutnya, pelaporan Risma menjadi temuan baru. Apalagi yang dilaporkan tidak tanggung-tanggung, yakni 21 juta data yang salah.

Menurutnya kasus ini tidak bisa didiamkan sekalipun data tersebut sudah ditidurkan. Proses pendataan yang bisa salah fatal harus diperiksa secara menyeluruh.


“Apakah dalam pemberian bansos sebelumnya ke-21 juta data itu masih menerima? Lalu, kenapa dengan mudah dilaporkan dan ditidurkan? Siapa penanggung jawab pendataannya?” tegas Saleh kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (2/5).

Pihaknya menambahkan, pada zaman Khofifah Indar Parawansa menjadi Menteri Sosial, Kemensos memiliki program satu pintu untuk data kemiskinan.

Sementara saat ini, ada yang namanya data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

“Apa itu DTKS? Apa ini bukan bagian dari verifikasi data yang sudah divalidasi? Kenapa kok sekarang ada menteri baru yang menyebut ada 21 juta data yang salah?” tegasnya lagi.

Menurutnya, problem kesalahan data ini tidak bisa begitu saja dibiarkan. Pasalnya, akan ada banyak konsekuensi  termasuk akan banyak yang mempertanyakan data yang dipakai dalam pemberian bantuan sosial yang berjalan saat ini.

"Katakanlah, misalnya, pemberian bantuan PKH. Begitu juga pendataan bagi KIS atau BPJS Kesehatan dari data PBI, dan program bantuan sosial lainnya. Data mana yang dipakai? Apakah ini tidak menjadi bagian dari kesalahan data tersebut?” Katanya.

Saleh mengatakan Mensos harus dapat mengurai secara detail perihal data ganda tersebut kepada publik, agar terjadi transparansi.

"Menteri sosial harus memaparkan uraian data itu. Termasuk relevansinya dengan program lainnya. Konsekuensinya bisa juga menyangkut anggaran APBN kita. Kalau salah data, maka penggunaan dan pemanfaatan APBN pun pasti tidak akurat,” tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya