Berita

Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf/Net

Politik

Soal 21 Juta Data Ganda Penerima Bansos Covid-19, PKS: Aneh, Risma Sering Ditanya Di Komisi VIII, Kok Tiba-Tiba Ke KPK

SABTU, 01 MEI 2021 | 19:18 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Komisi VIII DPR RI hingga saat ini belum mendapatkan laporan resmi dari Menteri Sosial Tri Rismaharini sebagaimana disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya data ganda penerima bansos Covid-19 yang mencapai 21 juta data.

Demikian disampaikan anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/5).  

"Selaku Komisi VIII DPR RI justru belum pernah mendapat laporan resmi dari Mensos," kata Bukhori.

Namun demikian, politisi PKS ini tidak menafikan jika ditemukan adanya data ganda penerima bansos Covid-19 yang dimiliki Kemensos. Sebab, masalah data penerima bansos Covid-19 masih belum sempurna.

"Kami tidak menafikan jika ada data ganda. Mengingat carut marut data penerima bansos sampai sekarang belum sempurna alias masih terjadi exclusion and inclusion error," ungkapnya.

Lebih lanjut, Bukhori justru heran kenapa menteri asal PDI Perjuangan itu justru langsung melaporkan ke lembaga antirasuah terkait 21 juta data ganda penerima bansos Covid-19.

"Selama ini kami terus mempertanyakan tentang akurasi data DTKS, eh tiba-tiba ke KPK, aneh," pungkasnya.

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini melaporkan data ganda penerima bansos ke KPK pada Jumat (30/4). Total ada lebih dari 21 juta data warga yang ganda.

Bahkan Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat Benny K. Harman merasa heran dengan pemerintah yang terkesan santai terkait adanya data ganda yang mencapai 21 juta.

Padahal menurutnya, hal itu rawan dikorupsi sebagaimana mensos sebelumnya terjerat rasuah.

"Ini yang dilaporkan Risma ke KPK, 21 juta data ganda penerima bansos. Jika laporan Risma betul, KPK harus kuat dan tegar. Inilah kejahatan extra ordinary itu," ujar Benny dala akun Twitter pribadinya, Sabtu (1/5).

"Di era Jokowi berkuasa. Lebih kejam dari teroris. Curi uang rakyat di siang hari bolong," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Yakin Gugatan PDIP di PTUN Tak Diterima, Otto Hasibuan: Game is Over!

Kamis, 25 April 2024 | 19:55

Rombongan PKS Tiba di Markas PKB, Koalisi Berlanjut?

Kamis, 25 April 2024 | 19:34

Prabowo Gembira Nasdem Mau Kerja Sama

Kamis, 25 April 2024 | 19:18

Ampera Indonesia Desak KPK Usut Dugaan Keterlibatan Boyamin Saiman dalam Kasus Bupati Banjarnegara

Kamis, 25 April 2024 | 19:12

Yandri Susanto: Seluruh DPW dan DPD Ingin Zulhas Lanjutkan Pimpin PAN

Kamis, 25 April 2024 | 18:58

PT MMI Pastikan Sistem Manajemen K3 Pelindo Tower Aman

Kamis, 25 April 2024 | 18:57

TKN Tak Akan Ambil Langkah Hukum Pihak-pihak yang Adu Domba Prabowo dengan Jokowi

Kamis, 25 April 2024 | 18:48

Iwan Sumule: Tuduhan Pemilu Curang Tampak Hanya Pentas Demokrasi Komika

Kamis, 25 April 2024 | 18:35

Beda Pilihan Politik Tak Putuskan Persahabatan Prabowo dan Surya Paloh

Kamis, 25 April 2024 | 18:31

Airlangga Ditunjuk Ketua Percepatan Keanggotaan Indonesia di OECD

Kamis, 25 April 2024 | 18:24

Selengkapnya