Berita

Aktivis Kemanusian sekaligus mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai/Net

Politik

Bamsoet Minta Pengerahan Total Aparat Untuk Tindak KKB, Pigai: Design Politik Satu Suara Ciptakan Tirani Mayoritas

RABU, 28 APRIL 2021 | 23:32 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang meminta pemerintah menerjunkan aparat TNI-Polri secara penuh guna menindak tegas Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua mendapat banyak kritik.

Belum lama, Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik turut menjadi salah seorang yang mengkritik pernyataan sosok yang kerap disapa Bamsoet itu.

Rachland menilai, pernyataan Bamsoet yang sebenarnya merespon kejadian tertembaknya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Brigjen I Gusti Putu Danny Nugraha Karya, adalah bentuk hate speech yang menggambarkan satu upaya mendiskriminasi orang dengan kekerasan.

Kritik Rachland ini dijadikan batu pijakan oleh Aktivis Kemanusian asal Papua, Natalius Pigai, membahas kejadian tertembaknya Brigjen Danny oleh KKB melalui perspektif hukum politik.

Natalius Pigai memulai pembahasannya dengan menyampaikan satu hal yang terkait dengan design politik Indonesia, yang erat kaitannya dengan perilaku politisi pada saat sudah terpilih dan memimpin.

"Design politik satu orang, satu suara dan satu nilai telah menciptakan tirani mayoritas. Mereka bekuasa dengan uang dan jabatan membentuk tirani, merendahkan harkat, martabat manusia," ujar Natalius Pigai kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL

Dari situ, mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ini memandang wajar jika ada perlakuan dari pejabat negara yang tidak manusiawi kepada rakyat Papua. Namun, ujung dari perlakuan penguasa itu justru menciptakan momok di publik.

"Atas nama kekuasaan membantai bangsa Papua seperti binatang. Sudah terlalu lama orang-orang dari pulau ini hadir sebagai monster leviathan mengobarkan kebencian rasisme dan Papua phobia," tuturnya.

Kendati begitu, Natalius Pigai masih mengharapkan adanya perlakuan yang sebaliknya dari pemerintah. Alih-alih menganggap rakyat Papua sebagai bagian dari masyarakat yang mendapat kesamaan rasa dari penguasa.

"Harusnya sayang pada jutaan orang kecil dan miskinmu mencari sesuap nasi," ungkapnya.

"Semut kecil tidak pernah kalah lawan Gajah," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya